Ankara - Mungkin sangatlah beralasan jika sebagian besar umat muslim di Indonesia mengenal nama Harun Yahya. Ilmuwan muslim ini dikenal sebagai bapak teori ciptaanisme. Bagaimana jejak kaki sang ciptaanisme muslim itu?
Harun Yahya adalah nama pena dari Adnan Oktar atau biasa ditulis Adnan Hoca. Pria kelahiran Ankara, Turki, pada tahun 1956 ini merupakan seorang tokoh teori ciptaanisme. Harun dikenal sebagai pejuang tangguh teori ciptaanisme.
Perbedaan mencolok antara ciptaanisme muslim dengan kristen terletak antara ciptaan versus evolusi. Dalam hal ini, Oktar menganut ciptaanisme Bumi Lama.
Pria yang memiliki dua nama nabi itu, Harun atau Aaron dan Yahya atau John merupakan seorang muslim sejati yang sangat anti Zionis. Dalam pandangannya gerakan zionist memiliki kaitan erat dengan gerakan mason. Meskipun, ia menolak tuduhan anti semitisme. Sebaliknya ia menuding ajaran anti semitisme sebagai bentuk kekafiran.
Adnan dibesarkan di Turki hingga lulus SMU. Komitmennya terhadap Islam tumbuh semakin kuat ketika ia duduk di bangku SMU. Pada periode ini, pengetahuan yang mendalam tentang Islam ia dapatkan dari membaca berbagai buku agama. Pada tahun 1979, Adnan Oktar pindah ke Istanbul untuk menuntut ilmu di Universitas Mimar Sinan.
Perjalanan karir intelektual muslim ini dimulai pada tahun 1979. Ketika ia pertama kali menuntut ilmu di Akademi Seni, Universitas Mimar Sinan. Selama berada di universitas tersebut, ia melakukan kajian filsafat dan ideologi materialistik yang sangat berpengaruh terhadap masyarakat sekitar.
Majalah ilmiah populer terkenal New Scientist edisi 22 April 2000 menjuluki Adnan Oktar sebagai “pahlawan dunia”. Ia juga telah menghasilkan berbagai karya tentang Zionisme dan Freemasonry, serta ratusan buku yang mengulas masalah akhlak dalam Al-Qur’an dan bahasan-bahasan lain yang berhubungan dengan akidah.
Tak hanya ilmu filsafat, Adnan juga gemar menyelami dunia senia. Hingga akhirnya ia masuk ke Akademi Seni Universitas Mimar Sinan, Istanbul.
Meskipun sering menulis sains, ia tidak pernah secara sungguh-sungguh mempelajari sains pada tingkat universitas. Seperti dikutip wikipedia, Oktar telah menulis banyak buku dengan menggunakan nama pena Harun Yahya yang isinya menentang teori evolusi Charles Darwin. Ia juga berpendapat, evolusi secara langsung berkaitan dengan kejahatan-kejahatan materialisme, Naziisme dan komunisme.
Kebanyakan dari sumber-sumber anti evolusinya identik dengan argumen-argumen ciptaanisme Kristen dan komunitas ilmiah yang telah melakukan kritik-kritik yang identik.
Ia juga menerbitkan berbagai tulisan tentang Zionisme dan Freemasonry dan menuduh kaum Zionis melakukan rasisme dan menegaskan bahwa Zionisme dan Freemasonry telah menimbulkan banyak pengaruh negatif terhadap sejarah dan politik dunia.
Akhirnya, ia telah menulis lebih dari 100 buku yang mengungkapkan moral Al Qur’an dan masalah-masalah yang berkaitan dengan iman. Ratusan buku konon ditulis oleh Oktar. Karena itu sebagian orang mengklaim bahwa orang lain mestilah telah ikut menyumbangkan, atau menulis, banyak dari buku-buku itu. Tuduhan ini dengan keras disangkal di situsnya dan ia mengklaim bahwa dia adalah satu-satunya penulis dari semua buku itu.
Banyak dari karya Oktar telah atau sedang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Perancis, Jerman, Italia, Rusia, Spanyol, Arab, Portugis, Albania, Serbo-Kroasia, Bosnia, Polandia, Urdu, Indonesia, Kazakh, Azeri, Melayu, Bengali dan Malayalam. Dan sebagian dari karyanya tersedia gratis disitus resmi Harun Yahya. Buku-bukunya dipublikasikan secara luas ke seluruh dunia.
Buku-buku Oktar yang berkaitan dengan iman berusaha untuk mengkomunikasikan keberadaan dan keesaan (Tauhid) Allah menurut iman Islam, dan ditulis dengan maksud utama memperkenalkan Islam kepada mereka yang tidak mengenal agama ini. Setiap bukunya yang berkaitan dengan sains menekankan pandangan-pandangannya tentang keperkasaan, kedalaman, dan keagungan Allah secara terinci.
Buku-buku ini berusaha memperlihatkan bagi kaum non Muslim apa yang diklaim Oktar sebagai tanda-tanda keberadaan Allah, dan kesempurnaan ciptaan-Nya. Sebuah sub kelompok di dalam seri ini adalah seri “Buku-buku yang Menghancurkan Kebohongan Evolusi”. Tujuan utama buku-buku ini adalah menyerang gagasan-gagasan Materialisme, Evolusi, Darwinisme, dan atheisme.
Sejak sebelum Adnan Oktar memulai kuliah di Universitas Mimar Sinan, Istanbul, institusi pendidikan tersebut telah berada di bawah pengaruh berbagai organisasi ilegal berhaluan Marxisme, sehingga pemikiran kekirian tampak jelas mendominasi kampus. Setiap orang, apakah ia staf di sebuah fakultas ataupun mahasiswa, adalah sosok materialis yang berpola pikir atheis.
Para staf pengajar mengambil setiap kesempatan yang ada untuk menyebarkan filsafat materialistik dan Darwinisme dalam kuliah-kuliah yang mereka berikan kendatipun dua hal ini tidak ada hubungannya dengan topik kuliah mereka. Dalam lingkungan di mana ajaran agama dan akhlak tidak dipedulikan dan sama sekali ditolak, Adnan Oktar justru menyerukan orang-orang di sekitarnya akan keesaan dan keberadaan Allah SWT.
Sebagaimana mungkin telah dimaklumi, dalam kondisi demikian, Islam tidak diberi kesempatan untuk tumbuh berkembang. Ibunya, Mediha Oktar menuturkan bahwa pada masa itu Adnan hanya tidur beberapa jam saja di malam hari, sebagian besar sisa waktu ia gunakan untuk membaca, membuat catatan dan menyimpan kumpulan catatan tersebut.
Dalam semua buku karyanya, semua topik yang disampaikan sangat sesuai dengan ajaran Al-Qur’an. Bahkan topik-topik yang disampaikan melalui bahasa ilmiah, yang kadang dianggap rumit dan membingungkan, diuraikan dengan sangat lugas dan jelas dalam buku-buku Harun Yahya. Tidaklah mengherankan jika buku-buku tersebut menarik semua orang dari segala umur dan lapisan masyarakat.
Buku-buku yang berhubungan dengan keimanan mendakwahkan tentang keberadaan dan keesaan Allah SWT dan ditulis dengan tujuan utama menyampaikan Islam kepada mereka yang jauh dari agama dan membuka hati mereka agar menerima kebenaran.
Bagi pembaca Muslim, buku-buku tersebut berisikan nasehat dan peringatan. Dia juga telah menerbitkan karya-karyanya tentang hal-hal pokok yang disebutkan dalam Al-Qur’an agar kaum Muslim dapat meningkatkan ketakwaan dan kemampuan berpikir mereka secara mendalam. (sul/rko)
Sumber: WartaOne.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar Anda