Jumat, 17 Juli 2009

Akhlak, Faktor Penentu Masa Depan Umat

Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِمَّ مَكَارِمَ الأَخْلاَقِ

“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk membenahi akhlak yang mulia.”

Seperti disebutkan pada hadits tersebut, tujuan diutusnya Rasulullah saw. ke bumi ini adalah untuk membenahi akhlak masyarakat pada saat itu, bukan untuk tujuan lain. Memang sejak awal munculnya, Islam telah mengajak manusia untuk berbudi pekerti yang baik dan mulia. Selain disampaikan secara eksplisit, ajakan itu juga tercermin pada ibadah-ibadah yang disyariatkan Islam seperti shalat, zakat, puasa dan haji. Ibadah-ibadah tersebut mengandung nilai-nilai akhlak yang tinggi, yang bertujuan untuk membersihkan jiwa manusia. Sebagai contoh, puasa mengajarkan seseorang untuk bersikap jujur. Sebab saat berpuasa, seseorang dilarang untuk makan dan minum meskipun tidak ada seorangpun yang melihatnya.

Dengan ajarannya yang memperkenalkan budi pekerti yang baik dan dengan sosok Rasulullah yang selalu memperlihatkan perilaku yang baik, Islam berhasil mengubah bangsa Arab Jahiliyyah. Islam berhasil mengubah mereka dari umat yang bermoral bejat menjadi umat yang berakhlak mulia; dari umat yang suka melakukan perbuatan keji dan kezhaliman menjadi umat yang suka melakukan kebajikan dan mencintai sesama. Bahkan, hal ini telah diakui oleh musuh-musuh Islam sendiri. Mereka pernah berkata: “Andaikata ajaran yang dibawa Muhammad itu bukan merupakan agama, niscaya akhlak para penganutnya akan tetap mulia.”

Sungguh indah ajaran Rasulullah dan Rasul-Nya yang memerintahkan kita untuk berbudi pekerti yang baik. Jika kita mau melaksanakan perintah tersebut, yaitu dengan cara menghiasi diri kita dengan akhlak yang baik, maka kita akan menjadi hamba-hamba yang dicintai Allah. Pada saat itulah, semua angan-angan dan cita-cita yang kita inginkan akan terwujud. Kemudian kita akan menjadi masyarakat terbaik di muka bumi. Tidak ada lagi orang lemah yang dizhalimi, tidak ada lagi orang kuat yang dibela, dan tidak ada lagi hak-hak yang disia-siakan. Semua orang pun akan bersatu padu dan saling menghormati satu sama lain, sehingga mereka akan memiliki kekuatan yang ditakuti umat-umat lain.

Dari sini, maka tidaklah heran bila umat Islam pada zaman Nabi saw. dan juga pada masa Khulafaur Rasyidin menjadi umat yang terbaik dan terkuat. Mereka begitu disegani oleh umat-umat lain, dan karenanya mereka pun berhasil memperluas wilayah Islam ke sejumlah daerah, bahkan sampai ke benua Eropa. Ini menunjukkan betapa pentingnya akhlak bagi suatu masyarakat (bangsa). Kemajuan atau kemunduran suatu masyarakat sangat ditentukan oleh akhlak mereka. Atau dengan kata lain, maka depan mereka sangat tergantung pada akhlak mereka sendiri. Lalu, apakah umat Islam pada masa sekarang ini dan juga pada masa-masa mendatang akan seperti umat Islam pada generasi pertama itu? Jawabannya ada di tangan kita semua. Wallaahu A’lam….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar Anda