Allah swt. mengutus Rasul-Nya yang bernama Yunus kepada penduduk Nainuni di negeri Moushol, Irak. Nabi Yunus mengajak mereka untuk menyembah Allah Yang Maha Esa, tetapi mereka mendustakan beliau dan mendurhakai perintahnya. Maka, beliau pergi kepada Tuhannya dalam keadaan marah (kepada kaumnya). Beliau naik sebuah bahtera di laut. Bahtera itu membawa mereka (para penumpangnya), tetapi (di tengah perjalanan), bahtera itu tergoncang hingga mereka semua hampir tenggelam. Mereka pun bermusyawarah, lalu mereka sepakat untuk mengadakan undian. Barangsiapa yang namanya keluar dalam undian itu, maka dia harus menceburkan diri ke dalam laut hingga semua orang yang ada di atas bahtera itu dapat selamat. Ternyata, nama yang keluar dalam undian itu adalah nama Rasulullah Yunus as., maka beliau terpaksa menceburkan dirinya ke laut.
Tidak lama kemudian, beliau ditelan oleh seekor ikan besar. Lalu Tuhan memerintahkan kepada ikan itu untuk tidak memakan daging Nabi Yunus sedikitpun dan tidak meremukkan satupun di antara tulang-tulangnya. Ketika Nabi Yunus telah berada di dalam perut ikan, lalu beliau meyakini bahwa dirinya masih hidup, beliau pun berseru di dalam sejumlah kegelapan; yaitu kegelapan perut ikan, kegelapan laut dan kegelapan malam: “Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zhalim.” (QS. Al-Anbiyaa` [21]: 87) Maksudnya: Tidak ada yang dapat memberikan pertolongan kecuali Engkau, tidak ada yang dapat memberikan perlindungan kecuali Engkau, tidak ada yang dapat menyelamatkan diriku dari masalah yang sedang aku hadapi kecuali Engkau, tidak ada yang dapat menjauhkanku dari musibah ini kecuali Engkau, tidak ada yang dapat melapangkanku dari kesulitan yang aku hadapi kecuali Engkau, tidak ada yang dapat mengabulkan doaku kecuali Engkau, tidak ada yang dapat menghilangkan kesedihanku kecuali Engkau, tidak ada yang dapat memalingkanku dari kesusahanku kecuali Engkau, dan tidak ada yang menemaniku di dalam perut ikan ini kecuali Engkau. Maha Suci Engkau, sungguh Engkau Suci (Bersih) dari kezhaliman dan perbuatan yang sia-sia. Maha Suci Engkau, keburukan tidaklah pantas dinisbatkan kepada-Mu. Maha Suci Engkau, sungguh tidaklah pantas dikatakan kepada-Mu kecuali hal-hal yang baik.
Nabi Yunus as., kemudian, mensifati dirinya dengan mengatakan bahwa dirinya memiliki kekurangan dan telah melakukan kesalahan. Ini merupakan etika seorang nabi; Meskipun beliau sebenarnya tidak melakukan satu kesalahan atau dosa, namun seperti yang dikatakan dalam sebuah pepatah: “Kebaikan orang-orang yang baik (pada umumnya) adalah sebuah keburukan bagi orang-orang yang dekat (dengan Allah).”
Bagi orang-orang yang (berjiwa) besar, dosa-dosa kecil dianggapnya sebagai dosa-dosa besar #
Sementara bagi orang-orang yang (berjiwa) kecil, dosa-dosa besar dianggapnya sebagai dosa-dosa kecil.
Allah swt. pun mengabulkan doa Nabi Yunus as., memberikan kepadanya apa yang beliau minta, dan Allah tidak mengecewakannya. Allah swt. berfirman: “Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul, (ingatlah) ketika ia lari, ke kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian, maka ia ditelah oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.” (QS. Ash-Shaaffaat [37]: 139-144)
Tampilkan postingan dengan label Dzikir dan Doa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dzikir dan Doa. Tampilkan semua postingan
Kamis, 10 Desember 2009
Rabu, 30 September 2009
Hukum Mendoakan Orangtua Yang Non-Muslim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Pak Ustadz, mohon pencerahan; apakah doa seorang anak muslim untuk orangtuanya yang non muslim akan diterima oleh Allah swt.? Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
S. Abdullah
Jawaban:
Wa’alaikumussalam Wr. Wb.
Terima kasih atas pertanyaan dan perhatiannya. Pertanyaan Anda sangat menarik, hanya saja Anda tidak menyebutkan jenis doa yang Anda maksud, apakah doa agar orangtua diampuni Allah ataukah agar mereka mendapat hidayah? Tetapi tidak masalah, saya akan mencoba menjawabnya dengan menjelaskan hukum berdoa untuk kedua orangtua yang non-Muslim dengan dalil-dalil Al-Qur`an dan Hadits.
Berbakti kepada kedua orangtua merupakan satu amaliah yang diwajibkan oleh Allah swt.. Hal ini didasarkan pada sejumlah ayat yang menyandingkan penyebutan nama kedua orangtua dengan penyebutan nama Allah swt., seperti disebutkan dalam firman Allah swt.:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al-Israa` [17]: 23)
Bahkan, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa berbakti kepada kedua orangtua termasuk amaliah yang paling dicintai Allah swt.. Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud ra., dia berkata: “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah saw.: ‘Amaliah apa yang paling dicintai Allah?’ Rasulullah menjawab: ‘Shalat pada waktunya.’ ‘Lalu apa lagi?’, tanyaku. Beliau menjawab: ‘Berbakti kepada kedua orangtua.’ ‘Lalu apa lagi?’, tanyaku. Beliau menjawab: ‘Jihad fii sabilillaah (di jalan Allah).’”
Salah satu cara berbakti kepada kedua orangtua adalah dengan mendoakannya, yaitu mendoakan agar mereka diampuni dosa-dosanya dan dirahmati oleh Allah swt., seperti diperintahkan dalam firman Allah:
“Dan ucapkanlah, ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka berdua telah mendidikku (di) waktu kecil.’” (QS. Al-`Israa` [17]: 25)
Doa untuk kedua orangtua yang merupakan upaya untuk berbakti kepada keduanya itu tidak hanya harus dilakukan saat mereka masih hidup, tetapi juga ketika mereka sudah meninggal dunia, seperti disabdakan oleh Baginda Rasulullah saw. dalam sebuah hadits yang berbunyi:
Diriwayatkan dari Abu `Usaid Malik bin Rabi’ah as-Sa’idi ra., bahwa dia berkata: “Ketika kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah, tiba-tiba seorang lelaki dari Bani Salamah mendatangi beliau, kemudian dia bertanya: ‘Wahai Rasulullah, masih adakah (kewajiban) berbakti kepada ibu-bapakku setelah keduanya meninggal?’ Rasulullah menjawab: ‘Ya, (masih ada), (yaitu) menshalatkan keduanya, memohonkan ampunan untuk keduanya, melaksanakan janji mereka berdua setelah keduanya (wafat), menjalin hubungan silaturahim (kekerabatan) yang tidak akan tersambung kecuali melalui keduanya, dan menghormati teman keduanya.’” (HR. Abu Dawud, 4/336 (5142)
Hanya saja, perlu digarisbawahi bahwa hal itu boleh dilakukan bila kedua orangtua kita beragama Islam. Tetapi bila ternyata keduanya (atau salah satunya) tidak beragama Islam, maka kita dilarang untuk memohonkan ampunan untuknya. Hal ini didasarkan pada firman Allah swt.:
“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun kepada Allah bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabatnya, sesudah jelas bagi mereka bahwasannya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahannam.” (QS. At-Taubah 9: 113)
Memang doa seperti itu pernah dilakukan oleh Nabi Ibrahim as.. Dalam Al-Qur`an disebutkan bahwa beliau pernah memohonkan ampunan untuk ayahnya yang masih kafir, namun permohonan ampunan itu tidak lain hanyalah karena suatu janji yang beliau ikrarkan kepada sang ayah dengan harapan agar sang ayah mau meninggalkan penyembahan terhadap berhala. Ketika jelas bahwa sang ayah tetap pada kekafirannya, Nabi Ibrahim pun meninggalkan perbuatan tersebut. Hal ini seperti dijelaskan dalam firman Allah swt.: “Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri daripadanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang hamba yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.” (QS. At-Taubah [9]: 114)
Berdasarkan dalil-dalil tersebut, jelaslah bahwa memohonkan ampunan untuk orangtua yang non-muslim hukumnya haram. Namun, perlu digarisbawahi pula bahwa bila orangtua kita yang non-muslim itu masih hidup, maka kita dianjurkan untuk mendo’akannya agar beliau (mereka berdua) diberi hidayah oleh Allah swt.. Hal ini pernah dilakukan oleh Baginda Rasulullah saw. saat beliau mendoakan pamannya, Abu Thalib, agar diberi hidayah oleh Allah swt.. Wallaahu A’lam….
Pak Ustadz, mohon pencerahan; apakah doa seorang anak muslim untuk orangtuanya yang non muslim akan diterima oleh Allah swt.? Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
S. Abdullah
Jawaban:
Wa’alaikumussalam Wr. Wb.
Terima kasih atas pertanyaan dan perhatiannya. Pertanyaan Anda sangat menarik, hanya saja Anda tidak menyebutkan jenis doa yang Anda maksud, apakah doa agar orangtua diampuni Allah ataukah agar mereka mendapat hidayah? Tetapi tidak masalah, saya akan mencoba menjawabnya dengan menjelaskan hukum berdoa untuk kedua orangtua yang non-Muslim dengan dalil-dalil Al-Qur`an dan Hadits.
Berbakti kepada kedua orangtua merupakan satu amaliah yang diwajibkan oleh Allah swt.. Hal ini didasarkan pada sejumlah ayat yang menyandingkan penyebutan nama kedua orangtua dengan penyebutan nama Allah swt., seperti disebutkan dalam firman Allah swt.:
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al-Israa` [17]: 23)
Bahkan, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa berbakti kepada kedua orangtua termasuk amaliah yang paling dicintai Allah swt.. Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud ra., dia berkata: “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah saw.: ‘Amaliah apa yang paling dicintai Allah?’ Rasulullah menjawab: ‘Shalat pada waktunya.’ ‘Lalu apa lagi?’, tanyaku. Beliau menjawab: ‘Berbakti kepada kedua orangtua.’ ‘Lalu apa lagi?’, tanyaku. Beliau menjawab: ‘Jihad fii sabilillaah (di jalan Allah).’”
Salah satu cara berbakti kepada kedua orangtua adalah dengan mendoakannya, yaitu mendoakan agar mereka diampuni dosa-dosanya dan dirahmati oleh Allah swt., seperti diperintahkan dalam firman Allah:
“Dan ucapkanlah, ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka berdua telah mendidikku (di) waktu kecil.’” (QS. Al-`Israa` [17]: 25)
Doa untuk kedua orangtua yang merupakan upaya untuk berbakti kepada keduanya itu tidak hanya harus dilakukan saat mereka masih hidup, tetapi juga ketika mereka sudah meninggal dunia, seperti disabdakan oleh Baginda Rasulullah saw. dalam sebuah hadits yang berbunyi:
Diriwayatkan dari Abu `Usaid Malik bin Rabi’ah as-Sa’idi ra., bahwa dia berkata: “Ketika kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah, tiba-tiba seorang lelaki dari Bani Salamah mendatangi beliau, kemudian dia bertanya: ‘Wahai Rasulullah, masih adakah (kewajiban) berbakti kepada ibu-bapakku setelah keduanya meninggal?’ Rasulullah menjawab: ‘Ya, (masih ada), (yaitu) menshalatkan keduanya, memohonkan ampunan untuk keduanya, melaksanakan janji mereka berdua setelah keduanya (wafat), menjalin hubungan silaturahim (kekerabatan) yang tidak akan tersambung kecuali melalui keduanya, dan menghormati teman keduanya.’” (HR. Abu Dawud, 4/336 (5142)
Hanya saja, perlu digarisbawahi bahwa hal itu boleh dilakukan bila kedua orangtua kita beragama Islam. Tetapi bila ternyata keduanya (atau salah satunya) tidak beragama Islam, maka kita dilarang untuk memohonkan ampunan untuknya. Hal ini didasarkan pada firman Allah swt.:
“Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun kepada Allah bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabatnya, sesudah jelas bagi mereka bahwasannya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahannam.” (QS. At-Taubah 9: 113)
Memang doa seperti itu pernah dilakukan oleh Nabi Ibrahim as.. Dalam Al-Qur`an disebutkan bahwa beliau pernah memohonkan ampunan untuk ayahnya yang masih kafir, namun permohonan ampunan itu tidak lain hanyalah karena suatu janji yang beliau ikrarkan kepada sang ayah dengan harapan agar sang ayah mau meninggalkan penyembahan terhadap berhala. Ketika jelas bahwa sang ayah tetap pada kekafirannya, Nabi Ibrahim pun meninggalkan perbuatan tersebut. Hal ini seperti dijelaskan dalam firman Allah swt.: “Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri daripadanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang hamba yang sangat lembut hatinya lagi penyantun.” (QS. At-Taubah [9]: 114)
Berdasarkan dalil-dalil tersebut, jelaslah bahwa memohonkan ampunan untuk orangtua yang non-muslim hukumnya haram. Namun, perlu digarisbawahi pula bahwa bila orangtua kita yang non-muslim itu masih hidup, maka kita dianjurkan untuk mendo’akannya agar beliau (mereka berdua) diberi hidayah oleh Allah swt.. Hal ini pernah dilakukan oleh Baginda Rasulullah saw. saat beliau mendoakan pamannya, Abu Thalib, agar diberi hidayah oleh Allah swt.. Wallaahu A’lam….
Aku Datang Menghadap-Mu, Ya Allah
Hanya kepada-Mu-lah aku memohon perlindungan, dan siapakah dzat yang dapat memberikan perlindungan selain-Mu?
Maka, berilah perlindungan kepada orang yang lemah, yang berlindung dengan perlindungan-Mu.
Sesungguhnya aku adalah orang yang lemah, yang memohon pertolongan kepada Dzat Yang Maha Kuat.
(Aku memohon ampunan atas) dosaku dan kedurhakaanku terhadap sebagian kekuatan (kekuasaan)-Mu.
Ya Tuhanku, sungguh aku telah berdosa, dan sungguh dosa-dosaku telah menyakitkan hatiku.
Tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosaku itu kecuali Engkau.
Kehidupan dunia (milik)-Mu telah memperdayai diriku, dan pemberian maaf-Mu sangat aku harapkan.
Apa dayaku guna menghadapi (masalah) ini dan itu?
Jika hatiku ragu-ragu (mengenai hal itu), maka berarti ia belum mengimani
kemurahan ampunan-Mu, alangkah sesatnya ia dan alangkah durhakanya ia kepada-Mu.
Wahai Dzat yang dapat melihat segala penglihatan tetapi penglihatan-penglihatan itu,
tidak dapat mencapai-Nya ataupun menjangkau-Nya.
Apakah mata (manusia) dapat melihat-Mu padahal mata (manusia) memiliki batas tertentu,
yang bisa dijangkaunya, dan sungguh batas jangkauannya itu tidak sampai kepada-Mu.
Jika mataku tidak dapat melihat-Mu,
Maka, sesungguhnya aku dapat melihat tanda-tanda kekuasaan-Mu dalam segala sesuatu.
Wahai Dzat yang menumbuhkan pohon-pohonan yang berbau wangi,
Sungguh bau wangi yang semerbak itu hanyalah percikan dari bau wangi-Mu.
Wahai Dzat yang mengirimkan burung-burung yang terbang di udara,
Yang pengetahuannya tentang cara terbang itu merupakan ilham dari-Mu.
Wahai Dzat yang mengalirkan sungai-sungai, dimana mengalirnya sungai-sungai itu,
tidak lain hanyalah respon dari sebagian perintah (seruan)-Mu.
Ya Tuhanku, sekarang aku telah melepaskan diri dari keinginan (hawa nafsu)ku,
Dan sungguh hati yang memiliki keinginan ini datang menghadap(-Mu) untuk (memenuhi) keinginan-Mu.
Aku telah meninggalkan kedekatanku terhadap kehidupan dunia dan hal-hal menyenangkan yang ada di dalamnya,
Dan aku telah menemukan kedekatan yang sesungguhnya saat aku bermunajat (berdoa) kepada-Mu.
Aku telah melupakan cintaku dan telah menjauhkan diri dari orang-orang yang aku cintai,
Dan aku telah melupakan diriku sendiri karena aku khawatir akan melupakan-Mu.
Aku telah merasakan cinta sebagai sesuatu yang pahit, dan aku tidak pernah merasakan cinta,
wahai Tuhanku, sebagai sesuatu yang manis sebelum aku benar-benar mencintai-Mu.
Wahai Tuhanku, dulu aku merasakan ada sebuah penutup,
yang menyelimuti hatiku hingga aku tidak dapat mengenal-Mu.
Tetapi wahai Tuhanku, sekarang aku telah menghapus (menghilangkan) penutup itu,
Dan dengan hati yang dapat melihat, kini aku mulai dapat melihat-Mu.
Wahai Dzat Yang Maha Mengampuni dosa yang besar dan Maha Menerimal
taubat hati yang bertaubat dan bermunajat kepada-Mu.
Apakah mungkin Engkau akan menolak taubat orang itu dan menolak taubatku yang sungguh-sungguh,
Sungguh tidaklah mungkin Engkau akan menolak taubat orang yang bertaubat kepada-Mu, sungguh tidaklah mungkin!
Aku tidak peduli apakah orang-orang akan ridha (senang) ataukah benci kepadaku,
Karena aku hampir tidak pernah berusaha untuk mencari keridhaan kecuali keridhaan-Mu.
Wahai Tuhanku, aku datang kepada-Mu dalam keadaan menyesal dan menangis,
Atas dosa-dosa yang telah aku perbuat terhadap-Mu.
Aku takut kepada saat-saat yang menakutkan, yaitu ketika amal perbuatanku diperlihatkan kepada-Mu,
Dan aku takut kepada-Mu, yaitu ketika aku berjumpa dengan-Mu.
Wahai Tuhanku, aku kembali ke pangkuan-Mu dalam keadaan aku bertaubat,
Pasrah dan memegang teguh tali (agama)-Mu.
Mengapa aku harus memikirkan dan menginginkan harta orang-orang yang kaya, sementara Engkau,
wahai Tuhan Pemilik kekayaan, sungguh kekayaan-Mu tidak terbatas.
Mengapa aku harus memikirkan dan menginginkan harta orang-orang yang kuat, sementara Engkau, #
wahai Tuhanku dan Tuhan seluruh manusia, alangkah kuatnya diri-Mu.
Mengapa aku harus memikirkan dan menginginkan pintu-pintu kerajaan (maksudnya kekuasaan), sementara Engkau,
adalah Dzat yang menciptakan seluruh kerajaan dan membagi wilayah kekuasaan masing-masing.
Sesungguhnya aku telah mendatangi setiap tempat kembali yang ada dalam kehidupan ini,
Dan sungguh aku tidak melihat satu tempat kembali pun yang lebih mulia daripada tempat kembali-Mu.
Diriku telah mencari jalan-jalan menuju keselamatan,
Dan ternyata diriku tidak menemukan satu jalan keselamatan pun kecuali jalan keselamatan-Mu.
Aku telah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencari kebahagiaan,
Dan ternyata rahasia dari kebahagiaan itu terletak pada ketakwaan kepada-Mu.
Aku berdoa kepada-Mu, wahai Tuhanku, agar Engkau mengampuni dosa-dosaku,
Serta menolongku dan memberikan kepadaku petunjuk-Mu.
Maka, terimalah doaku dan kabulkanlah harapan-harapanku,
Sungguh tidak pernah merugi sedikitpun orang yang berdoa dan berharap kepada-Mu.
Wahai Tuhanku, zaman ini (maksudnya orang-orang pada zaman sekarang ini) telah menyimpang, yaitu ketika,
Engkau menundukkan untuknya dunia-Mu, wahai Tuhanku.
Dan Engkau mengajarkan kepadanya sebagian dari ilmu-Mu yaitu ilmu tentang atom,
Yang belum pernah Engkau ajarkan sebelumnya, tetapi ternyata mereka malah memusuhi-Mu.
Mereka telah tertipu hingga mereka mengira bahwa alam semesta ini,
bisa menjadi seperti ini berkat kecerdasan manusia, bukan berkat karunia-Mu.
Atau manusia tidak menyadari bahwa semua hal (kemajuan) yang,
telah mereka capai merupakan bagian dari nikmat-nikmat-Mu.
Atau manusia tidak menyadari bahwa sesungguhnya jika,
Engkau menghendaki, niscaya Engkau akan menyembunyikan atom-atom di tempat persembunyian yang Engkau tentukan.
Jika Engkau menghendaki, wahai Tuhanku, niscaya Engkau akan menjatuhkan rudal-rudal mereka,
Atau jika Engkau menghendaki, niscaya rudal-rudal itu tidak dapat bergerak.
Wahai manusia, sadarlah dan ingatlah,
Dan bersyukurlah kepada Tuhanmu atas karunia yang telah diberikan kepadamu.
Bersujudlah kepada Tuanmu (Tuhanmu) Yang Maha Kuasa,
Karena sesungguhnya semua yang telah dicapai oleh ilmu pengetahuan adalah berasal dari Tuanmu itu.
Dialah Allah, yang telah memberikan kepadamu kelebihan atas seluruh makhluk lainnya,
Sungguh Dia telah menciptakanmu dan mengaruniakan kepadamu nikmat akal yang dapat berfikir.
Sesungguhnya atom-atom dan elektron-elektron yang ada di alam ini,
telah diciptakan Allah saat Dia menciptakanmu.
Sungguh kamu tidak mampu untuk melepaskan satu atom pun dari kumpulan atom-atom itu,
Seandainya Allah tidak memberikan kekuatan kepadamu.
Semua hal menakjubkan (di bidang ilmu pengetahuan) merupakan hasil karya akal manusia,
yang merupakan ciptaan Allah, Dzat yang telah menyempurnakan penciptaanmu.
Akal tidaklah mampu untuk mengetahui sesuatu jika,
Allah tidak memberikan kepadanya pengetahuan (tentangnya).
Maka, berilah perlindungan kepada orang yang lemah, yang berlindung dengan perlindungan-Mu.
Sesungguhnya aku adalah orang yang lemah, yang memohon pertolongan kepada Dzat Yang Maha Kuat.
(Aku memohon ampunan atas) dosaku dan kedurhakaanku terhadap sebagian kekuatan (kekuasaan)-Mu.
Ya Tuhanku, sungguh aku telah berdosa, dan sungguh dosa-dosaku telah menyakitkan hatiku.
Tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosaku itu kecuali Engkau.
Kehidupan dunia (milik)-Mu telah memperdayai diriku, dan pemberian maaf-Mu sangat aku harapkan.
Apa dayaku guna menghadapi (masalah) ini dan itu?
Jika hatiku ragu-ragu (mengenai hal itu), maka berarti ia belum mengimani
kemurahan ampunan-Mu, alangkah sesatnya ia dan alangkah durhakanya ia kepada-Mu.
Wahai Dzat yang dapat melihat segala penglihatan tetapi penglihatan-penglihatan itu,
tidak dapat mencapai-Nya ataupun menjangkau-Nya.
Apakah mata (manusia) dapat melihat-Mu padahal mata (manusia) memiliki batas tertentu,
yang bisa dijangkaunya, dan sungguh batas jangkauannya itu tidak sampai kepada-Mu.
Jika mataku tidak dapat melihat-Mu,
Maka, sesungguhnya aku dapat melihat tanda-tanda kekuasaan-Mu dalam segala sesuatu.
Wahai Dzat yang menumbuhkan pohon-pohonan yang berbau wangi,
Sungguh bau wangi yang semerbak itu hanyalah percikan dari bau wangi-Mu.
Wahai Dzat yang mengirimkan burung-burung yang terbang di udara,
Yang pengetahuannya tentang cara terbang itu merupakan ilham dari-Mu.
Wahai Dzat yang mengalirkan sungai-sungai, dimana mengalirnya sungai-sungai itu,
tidak lain hanyalah respon dari sebagian perintah (seruan)-Mu.
Ya Tuhanku, sekarang aku telah melepaskan diri dari keinginan (hawa nafsu)ku,
Dan sungguh hati yang memiliki keinginan ini datang menghadap(-Mu) untuk (memenuhi) keinginan-Mu.
Aku telah meninggalkan kedekatanku terhadap kehidupan dunia dan hal-hal menyenangkan yang ada di dalamnya,
Dan aku telah menemukan kedekatan yang sesungguhnya saat aku bermunajat (berdoa) kepada-Mu.
Aku telah melupakan cintaku dan telah menjauhkan diri dari orang-orang yang aku cintai,
Dan aku telah melupakan diriku sendiri karena aku khawatir akan melupakan-Mu.
Aku telah merasakan cinta sebagai sesuatu yang pahit, dan aku tidak pernah merasakan cinta,
wahai Tuhanku, sebagai sesuatu yang manis sebelum aku benar-benar mencintai-Mu.
Wahai Tuhanku, dulu aku merasakan ada sebuah penutup,
yang menyelimuti hatiku hingga aku tidak dapat mengenal-Mu.
Tetapi wahai Tuhanku, sekarang aku telah menghapus (menghilangkan) penutup itu,
Dan dengan hati yang dapat melihat, kini aku mulai dapat melihat-Mu.
Wahai Dzat Yang Maha Mengampuni dosa yang besar dan Maha Menerimal
taubat hati yang bertaubat dan bermunajat kepada-Mu.
Apakah mungkin Engkau akan menolak taubat orang itu dan menolak taubatku yang sungguh-sungguh,
Sungguh tidaklah mungkin Engkau akan menolak taubat orang yang bertaubat kepada-Mu, sungguh tidaklah mungkin!
Aku tidak peduli apakah orang-orang akan ridha (senang) ataukah benci kepadaku,
Karena aku hampir tidak pernah berusaha untuk mencari keridhaan kecuali keridhaan-Mu.
Wahai Tuhanku, aku datang kepada-Mu dalam keadaan menyesal dan menangis,
Atas dosa-dosa yang telah aku perbuat terhadap-Mu.
Aku takut kepada saat-saat yang menakutkan, yaitu ketika amal perbuatanku diperlihatkan kepada-Mu,
Dan aku takut kepada-Mu, yaitu ketika aku berjumpa dengan-Mu.
Wahai Tuhanku, aku kembali ke pangkuan-Mu dalam keadaan aku bertaubat,
Pasrah dan memegang teguh tali (agama)-Mu.
Mengapa aku harus memikirkan dan menginginkan harta orang-orang yang kaya, sementara Engkau,
wahai Tuhan Pemilik kekayaan, sungguh kekayaan-Mu tidak terbatas.
Mengapa aku harus memikirkan dan menginginkan harta orang-orang yang kuat, sementara Engkau, #
wahai Tuhanku dan Tuhan seluruh manusia, alangkah kuatnya diri-Mu.
Mengapa aku harus memikirkan dan menginginkan pintu-pintu kerajaan (maksudnya kekuasaan), sementara Engkau,
adalah Dzat yang menciptakan seluruh kerajaan dan membagi wilayah kekuasaan masing-masing.
Sesungguhnya aku telah mendatangi setiap tempat kembali yang ada dalam kehidupan ini,
Dan sungguh aku tidak melihat satu tempat kembali pun yang lebih mulia daripada tempat kembali-Mu.
Diriku telah mencari jalan-jalan menuju keselamatan,
Dan ternyata diriku tidak menemukan satu jalan keselamatan pun kecuali jalan keselamatan-Mu.
Aku telah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencari kebahagiaan,
Dan ternyata rahasia dari kebahagiaan itu terletak pada ketakwaan kepada-Mu.
Aku berdoa kepada-Mu, wahai Tuhanku, agar Engkau mengampuni dosa-dosaku,
Serta menolongku dan memberikan kepadaku petunjuk-Mu.
Maka, terimalah doaku dan kabulkanlah harapan-harapanku,
Sungguh tidak pernah merugi sedikitpun orang yang berdoa dan berharap kepada-Mu.
Wahai Tuhanku, zaman ini (maksudnya orang-orang pada zaman sekarang ini) telah menyimpang, yaitu ketika,
Engkau menundukkan untuknya dunia-Mu, wahai Tuhanku.
Dan Engkau mengajarkan kepadanya sebagian dari ilmu-Mu yaitu ilmu tentang atom,
Yang belum pernah Engkau ajarkan sebelumnya, tetapi ternyata mereka malah memusuhi-Mu.
Mereka telah tertipu hingga mereka mengira bahwa alam semesta ini,
bisa menjadi seperti ini berkat kecerdasan manusia, bukan berkat karunia-Mu.
Atau manusia tidak menyadari bahwa semua hal (kemajuan) yang,
telah mereka capai merupakan bagian dari nikmat-nikmat-Mu.
Atau manusia tidak menyadari bahwa sesungguhnya jika,
Engkau menghendaki, niscaya Engkau akan menyembunyikan atom-atom di tempat persembunyian yang Engkau tentukan.
Jika Engkau menghendaki, wahai Tuhanku, niscaya Engkau akan menjatuhkan rudal-rudal mereka,
Atau jika Engkau menghendaki, niscaya rudal-rudal itu tidak dapat bergerak.
Wahai manusia, sadarlah dan ingatlah,
Dan bersyukurlah kepada Tuhanmu atas karunia yang telah diberikan kepadamu.
Bersujudlah kepada Tuanmu (Tuhanmu) Yang Maha Kuasa,
Karena sesungguhnya semua yang telah dicapai oleh ilmu pengetahuan adalah berasal dari Tuanmu itu.
Dialah Allah, yang telah memberikan kepadamu kelebihan atas seluruh makhluk lainnya,
Sungguh Dia telah menciptakanmu dan mengaruniakan kepadamu nikmat akal yang dapat berfikir.
Sesungguhnya atom-atom dan elektron-elektron yang ada di alam ini,
telah diciptakan Allah saat Dia menciptakanmu.
Sungguh kamu tidak mampu untuk melepaskan satu atom pun dari kumpulan atom-atom itu,
Seandainya Allah tidak memberikan kekuatan kepadamu.
Semua hal menakjubkan (di bidang ilmu pengetahuan) merupakan hasil karya akal manusia,
yang merupakan ciptaan Allah, Dzat yang telah menyempurnakan penciptaanmu.
Akal tidaklah mampu untuk mengetahui sesuatu jika,
Allah tidak memberikan kepadanya pengetahuan (tentangnya).
Selasa, 22 September 2009
Doa Nabi Sulaiman
Suatu hari, Nabi Sulaiman as. mengadakan perjalanan (untuk berperang) bersama seluruh pasukannya, baik dari kalangan manusia, jin, burung ataupun binatang buas. “Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: ‘Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.’ Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdo’a: ‘Ya Rabbku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.’” (QS. An-Naml [27]: 18-19)
Nabi Sulaiman as. dapat memahami perkataan semut tersebut kepada saudara-saudaranya. Sungguh ini adalah sebuah karunia khusus yang belum pernah dikaruniakan Allah swt. kepada seorangpun. Maka, beliau pun memohon kepada Tuhannya agar dirinya diberi ilham dan petunjuk serta dibantu untuk selalu mensyukuri nikmat-nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya dan juga kepada ibu bapaknya. Lalu beliau berharap agar dirinya selalu diberi petunjuk untuk melakukan amal yang shaleh dan diterima Allah. Kemudian beliau memohon kepada Allah agar dirinya dibangkitkan (pada hari kiamat nanti) bersama golongan hamba-hamba-Nya yang shaleh, mematikan dirinya dalam keadaan tetap berada pada jalan dan jejak orang-orang yang shaleh, serta menggabungkan dirinya bersama mereka di dalam surga-Nya dan naungan rahmat-Nya. Ini merupakan doa yang mengandung permohonan agar seseorang diwafatkan dalam keadaan khusnul khatimah. Doa Nabi Sulaiman as. ini mengandung tiga macam pengharapan:
Pertama: Pengharapan agar dirinya dibantu untuk selalu mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepadanya dan juga kepada kedua orangtuanya. Di sini, Nabi Sulaiman as. tidak merasa cukup hanya dengan meminta bantuan agar dirinya selalu mensyukuri nikmat-nikmat yang khusus diberikan kepada dirinya saja. Hal ini disebabkan karena nikmat-nikmat yang dikaruniakan Allah kepada kedua orangtua beliau juga akan sampai kepada dirinya (dirasakan olehnya). Ini menunjukkan bahwa beliau termasuk ke dalam golongan orang-orang yang sempurna rasa syukurnya kepada Allah.
Kedua: Pengharapan agar dirinya dapat melakukan amal shaleh yang diridhai Allah, karena terkadang ada perbuatan yang termasuk katagori amal shaleh tetapi ternyata perbuatan tersebut tidak diridhai Allah karena ia tidak dilakukan dengan ikhlas atau tidak berdasarkan sunnah (aturan) para nabi. Dalam pengharapan seperti itu terkandung pengingkaran terhadap bid’ah dan para pelaku bid’ah.
Ketiga: Pengharapan agar dirinya mendapatkan kedudukan atau derajat orang-orang yang dekat (dengan Allah), orang-orang yang lebih dulu (segera) melakukan kebaikan dan orang-orang pilihan (yang terbaik). Sungguh Allah swt. telah mengaruniakan kepada Nabi Sulaiman as. apa yang beliau inginkan. Maha Suci Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Baik.
Nabi Sulaiman as. dapat memahami perkataan semut tersebut kepada saudara-saudaranya. Sungguh ini adalah sebuah karunia khusus yang belum pernah dikaruniakan Allah swt. kepada seorangpun. Maka, beliau pun memohon kepada Tuhannya agar dirinya diberi ilham dan petunjuk serta dibantu untuk selalu mensyukuri nikmat-nikmat yang telah dikaruniakan kepada dirinya dan juga kepada ibu bapaknya. Lalu beliau berharap agar dirinya selalu diberi petunjuk untuk melakukan amal yang shaleh dan diterima Allah. Kemudian beliau memohon kepada Allah agar dirinya dibangkitkan (pada hari kiamat nanti) bersama golongan hamba-hamba-Nya yang shaleh, mematikan dirinya dalam keadaan tetap berada pada jalan dan jejak orang-orang yang shaleh, serta menggabungkan dirinya bersama mereka di dalam surga-Nya dan naungan rahmat-Nya. Ini merupakan doa yang mengandung permohonan agar seseorang diwafatkan dalam keadaan khusnul khatimah. Doa Nabi Sulaiman as. ini mengandung tiga macam pengharapan:
Pertama: Pengharapan agar dirinya dibantu untuk selalu mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang telah dikaruniakan kepadanya dan juga kepada kedua orangtuanya. Di sini, Nabi Sulaiman as. tidak merasa cukup hanya dengan meminta bantuan agar dirinya selalu mensyukuri nikmat-nikmat yang khusus diberikan kepada dirinya saja. Hal ini disebabkan karena nikmat-nikmat yang dikaruniakan Allah kepada kedua orangtua beliau juga akan sampai kepada dirinya (dirasakan olehnya). Ini menunjukkan bahwa beliau termasuk ke dalam golongan orang-orang yang sempurna rasa syukurnya kepada Allah.
Kedua: Pengharapan agar dirinya dapat melakukan amal shaleh yang diridhai Allah, karena terkadang ada perbuatan yang termasuk katagori amal shaleh tetapi ternyata perbuatan tersebut tidak diridhai Allah karena ia tidak dilakukan dengan ikhlas atau tidak berdasarkan sunnah (aturan) para nabi. Dalam pengharapan seperti itu terkandung pengingkaran terhadap bid’ah dan para pelaku bid’ah.
Ketiga: Pengharapan agar dirinya mendapatkan kedudukan atau derajat orang-orang yang dekat (dengan Allah), orang-orang yang lebih dulu (segera) melakukan kebaikan dan orang-orang pilihan (yang terbaik). Sungguh Allah swt. telah mengaruniakan kepada Nabi Sulaiman as. apa yang beliau inginkan. Maha Suci Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Baik.
Minggu, 13 September 2009
MENCINTAI-MU
Cintaku kepada-Mu melebihi cintaku pada diriku
Kucintai Engkau dengan sepenuh hati dan segenap jiwa
Kepastian cintaku takkan terbayar oleh apapun
Kepastian cintaku akan menggoyahkan apa saja
Wahai kasih yang terkasih, singkaplah tabir cinta-Mu hanya untukku
Demikian luasnya alam ini Engkau ciptakan, ya Allah. Mulai dari benda yang terkecil yang kukenal hingga benda angkasa yang paling besar. Tiada kata yang dapat diucapkan untuk menggambarkan betapa dalamnya kemuliaan cinta-Mu kepadaku. Ketika malam diganti siang, dan cerah siang diselimuti hening malam, disaat itu pula kasih dan sayang-Mu merasuk ke seluruh alam. Setiap detik-detik yang ku lalui tak pernah luput dari cinta kepada-Mu ya Allah. Silih berganti hidup dan mati juga merupakan wujud cinta-Mu kepadaku.
Walaupun tidak semua orang merasakan cinta-Mu, tetapi tak pernah luput cinta-Mu kepadaku. Engkau berikan segala-galanya kepadaku, tanpa pernah meminta bayaran sebagai ganti imbal jasa-Mu. Sungguh dahsyat cinta itu, hingga melebihi kedahsyatan apa saja. Udara yang setiap saat kuhirup, sebagai penyambung kehidupan, juga merupakan wujud cinta-Mu kepadaku. Akan tetapi kekerdilan jiwa dan kekerasan hati inilah yang membekukan rasa cintaku kepada-Mu. Tak pernah sekalipun Engkau membiarkan aku terpencil sendiri tanpa ada yang menemani. Jika saja setiap diri mengerti, maka dia akan berkata bahwa kami tak sendiri, ada Engkau yang menemani, mencintai dan dicintai.
Pancaran sinar mata-Mu membias keseluruh alam, menerobos setiap celah-celah kehidupan, menerangi jalan yang gelap, menunjuki jalan yang sesat. Tetapi sekali lagi hati ini tak mampu untuk menatap sinar mata-Mu, apalagi nekat memantulkannya lagi. Sungguh hampa pandanganku hingga tak sanggup untuk melihat relung-relung kasih yang memancar dari mata-Mu. Lambaian tangan-Mu menyapaku setiap saat ketika hendak mengawali kehidupan ini. Mengolah kasih, merajut sayang, tak kenal henti apalagi hilang tanpa sebab yang pasti. Tetapi sekali lagi, jiwa ini terkungkung dan terselubung oleh kecurigaan, tertutup kebodohan, terpenjara dalam ketidak pastian, hingga kelembutan belaian tangan-Mu tak terasa walau telah mengalir deras di sekujur tubuh, bahkan wahai Kasih… lambat laun mulai hilang. Senyum-Mu wahai sayang… merona mekar di setiap pagi, seraya menyapa diriku. Engkau simpulkan keindahan senyum itu dalam satu kata, bahwa Kamu sesungguhnya mencintaiku. Setiap kali kuingat senyum itu, setiap saat pula mencuat rindu hendak bertemu. Tak pernah sesaatpun Engkau tampik diriku dengan kemurkaan atau kebencian. Hingga aku merasa sungguh tak berdaya, jika senyum-Mu kusia-siakan. Engkau dekat, bahkan sangat dekat dengan diriku, karena Engkau adalah aku dan aku adalah Engkau……….
لاَ إِلَهَ إِلا اللهُ
ُOleh: Jump Backer
Source: http://www.ponpesalhusna.wordpress.com
Kucintai Engkau dengan sepenuh hati dan segenap jiwa
Kepastian cintaku takkan terbayar oleh apapun
Kepastian cintaku akan menggoyahkan apa saja
Wahai kasih yang terkasih, singkaplah tabir cinta-Mu hanya untukku
Demikian luasnya alam ini Engkau ciptakan, ya Allah. Mulai dari benda yang terkecil yang kukenal hingga benda angkasa yang paling besar. Tiada kata yang dapat diucapkan untuk menggambarkan betapa dalamnya kemuliaan cinta-Mu kepadaku. Ketika malam diganti siang, dan cerah siang diselimuti hening malam, disaat itu pula kasih dan sayang-Mu merasuk ke seluruh alam. Setiap detik-detik yang ku lalui tak pernah luput dari cinta kepada-Mu ya Allah. Silih berganti hidup dan mati juga merupakan wujud cinta-Mu kepadaku.
Walaupun tidak semua orang merasakan cinta-Mu, tetapi tak pernah luput cinta-Mu kepadaku. Engkau berikan segala-galanya kepadaku, tanpa pernah meminta bayaran sebagai ganti imbal jasa-Mu. Sungguh dahsyat cinta itu, hingga melebihi kedahsyatan apa saja. Udara yang setiap saat kuhirup, sebagai penyambung kehidupan, juga merupakan wujud cinta-Mu kepadaku. Akan tetapi kekerdilan jiwa dan kekerasan hati inilah yang membekukan rasa cintaku kepada-Mu. Tak pernah sekalipun Engkau membiarkan aku terpencil sendiri tanpa ada yang menemani. Jika saja setiap diri mengerti, maka dia akan berkata bahwa kami tak sendiri, ada Engkau yang menemani, mencintai dan dicintai.
Pancaran sinar mata-Mu membias keseluruh alam, menerobos setiap celah-celah kehidupan, menerangi jalan yang gelap, menunjuki jalan yang sesat. Tetapi sekali lagi hati ini tak mampu untuk menatap sinar mata-Mu, apalagi nekat memantulkannya lagi. Sungguh hampa pandanganku hingga tak sanggup untuk melihat relung-relung kasih yang memancar dari mata-Mu. Lambaian tangan-Mu menyapaku setiap saat ketika hendak mengawali kehidupan ini. Mengolah kasih, merajut sayang, tak kenal henti apalagi hilang tanpa sebab yang pasti. Tetapi sekali lagi, jiwa ini terkungkung dan terselubung oleh kecurigaan, tertutup kebodohan, terpenjara dalam ketidak pastian, hingga kelembutan belaian tangan-Mu tak terasa walau telah mengalir deras di sekujur tubuh, bahkan wahai Kasih… lambat laun mulai hilang. Senyum-Mu wahai sayang… merona mekar di setiap pagi, seraya menyapa diriku. Engkau simpulkan keindahan senyum itu dalam satu kata, bahwa Kamu sesungguhnya mencintaiku. Setiap kali kuingat senyum itu, setiap saat pula mencuat rindu hendak bertemu. Tak pernah sesaatpun Engkau tampik diriku dengan kemurkaan atau kebencian. Hingga aku merasa sungguh tak berdaya, jika senyum-Mu kusia-siakan. Engkau dekat, bahkan sangat dekat dengan diriku, karena Engkau adalah aku dan aku adalah Engkau……….
لاَ إِلَهَ إِلا اللهُ
ُOleh: Jump Backer
Source: http://www.ponpesalhusna.wordpress.com
Rabu, 02 September 2009
Cara Bertaubat
Allah Swt telah berfirman dalam surat at-tahrim : 8 yaitu,
يَـاأَيُّـهَـا الَّذِيْـنَ آمَـنُـوْا تُـوْبُوْا إِلَى اللهِ تَـوْبَـةً نَـصُـوْحًـا
Artinya : “Hai Orang-orang yang beriman taubatlah kamu semua kepada Allah dengan taubat nasuha, yaitu taubat yang sejati”.
Selanjutnya, Nabi Muhammad saw telah bersabda,
كُـلُّ بَـنِى آدَمَ خَـطَّـآءٌ وَخَـيْـرُ الْخَـطَّـائِــيْـنَ التَّـوَّابُـوْنَ
Artinya : “Setiap anak Adam (manusia) itu pernah salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah orang-orang yang bertaubat.” (HR. Ibn Majah)
Cara bertaubat :
A) Bila kesalahan itu berhubungan dengan Allah Ta’ala, maka cara taubatnya adalah :
Berhenti dari berbuat dosa serta berjanji dalam hati tidak mengulangi lagi.
Menyesal atas perbuatan yang lalu, dan mohon ampun kepada Allah Ta’ala.
Memperbanyak amal kebajikan agar dapat menutupi kesalahan-kesalahan yang lalu.
Bila kesalahan itu berhubungan dengan manusia, maka ditambah satu lagi , yaitu meminta maaf atau dimaafkan. Bila berkaitan dengan harta, maka harta yang menjadi tanggungan harus dibayar atau dikembalikan dan minta maaf.
Cara Shalat Taubat:
Untuk memohon ampun dan memperbanyak kebajikan, maka disyari’atkanlah Sholat Taubat, sebagai usaha nyata kita dan tanda kesungguhan dalam bertaubat. Sebaiknya sebelum sholat taubat, pada sore harinya mandi taubat terlebih dahulu. Waktu sholat taubat yang baik pada malam hari, namun yang sangat baik setelah tengah malam. Shalat taubat dilakukan mulai dari 2 rakaat hingga 8 raka’at.
1. Lafadz niat sholat taubat:
أُصَـلِّى سُــنَّـة التَّـوْبَـةِ رَكْـعَـتَـيْـنِ لِـلّـهِ تَـعَـالَى : الله اَكْـبَـرُ
Artinya : “Sengaja saya sholat taubat dua raka’at karena Allah Ta’ala.”
2. Ayat yang dibaca pada raka’at pertama setelah Al-Fatihah ialah: (kalau tidak hafal boleh surah Al-Kafirun).
وَالَّذِيْـنَ إِذَا فَـعَـلُوا فَـاحِـشَـةً اَوْ ظَـلَـمُوا اَنْـفُـسَـهُـمْ ذَكَـرُوا اللهَ . فَـاسْـتَـغْـفَـرُوْا لِـذُنُـوْبِـهِـمْ وَمَـنْ يَـغْـفِرُ الذُّنُـوْبَ إِلاَّ اللهُ وَلَـمْ يُـصِـرُّوا عَـلَى مَـا فَـعَـلُوْا وَهُـمْ يَـعْـلَـمُـوْنَ. أُولـئِـكَ جَـزَآؤُهُـمْ مَـغْـفِرَةٌ مِـنْ رَبِّـهِـمْ وَجَـنّـتٍ تَـجْـرِى مِـنْ تَـحْـتِـهَـا الأَنْـهَـارُ خَـالِـدِيْـنَ فِـيْـهَـا. وَنِـعْـمَ اَجْـرُ الْعــمِـلِـيْنَ
Artinya : “Dan orang-orang yang apabila (terlanjur) mengerjakan perbuatan keji ( dosa besar) atau zhalim (berbuat salah) lalu cepat ingat kepada Allah ( taubat ) lantas memohon ampunan dosa-dosanya. Tidak seorangpun yang dapat memberi ampunan , kecuali Allah dan mereka tidak meneruskan (mengulangi) perbuatan keji itu, padahal mereka tahu.” (QS. Ali Imran : 135-136).
3. Ayat yang dibaca pada raka’at kedua ialah: (kalau tidak hafal boleh membaca surat al-ikhlas)
وَمَـنْ يَـعْـمَـلْ سُـوْءًا اَوْ يَـظْلِـمْ نَـفْـسَـهُ ثُـمَّ يَـسْـتَـغْـفِـرِ اللهَ يَـجِـدِ اللهَ غَـفُورًا رَحِـيْـمًـا
Artinya: “Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan (dosa) atau zhalim – menganiaya diri sendiri (dengan kejahatan) kemudian memohon ampun kepada Allah Ta’ala, niscaya ia mendapati Allah Ta’ala Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa : 11)
4. Mohon ampun dengan istighfar:
a. Istighfar 100 kali :
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ, الَّذِي لاَإِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
b. Istighfar “ Rinci “ 10 kali :
اَسْـتَـغْـفِـرُ اللهَ الْعَـظِيْـمَ . وَمِـنْ كُـلِّ ذَنْـبٍ عَـظِيْـمٍ مِـنْ كُـلِّ مَـعْـصِـيَـةٍ صَـاغِـرًا وَكَـابِـرًا . ظَـاهِـرًا وَ بَـاطِـنًـا . قَـوْلاً وَفِـعْـلاً . عَـمْدًا وَخَـطَـاءً . سِـرًّا وَجَـهَـرًا وَعَـلاَنِـيَـةً يـَااللهُ ٢x يَـا غَـفُـوْرٌ رَحِـيْـمٌ
c. Ditutup dengan do’a sayyidul Istighfar, “penghulu istighfar“ sebanyak 10 kali :
اَللّهُـمَّ اَنْـتَ رَبِّـى لاَ إِلـهَ إِلاَّ اَنْـتَ خَـلَقْـتَـنِـى وَاَنَـا عَـبْـدُكَ وَاَنَـا عَـلَى عَـهْـدِكَ وَوَعْـدِكَ مَـا اسْـتَـطَـعْـتُ اَعُـوْذُ بِـكَ مِـنْ شَـرٍّ مَـاصَـنَـعْـتُ اَبُـؤُ لَـكَ بِـنِـعْـمَـتِـكَ عَـلَىَّ وَاَبُـؤُ بِـذَنْـبِى فَـاغْـفِـرْلِى فَـإِنَّـهُ لاَ يَـغْـفِـرُ الذُّنُـوْبَ إِلاَّ اَنْـتَ
Artinya: “Ya Allah !! Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau yang telah menciptakan aku, aku ini hambaMU dan aku terikat pada janji dan ikatan padaMU sejauh kemampuanku. Aku berlindung pada MU dari kejahatan yang telah kuperbuat, aku akui segala nikmat dariMU kepada ku dan aku akui dosaku, maka ampunilah aku, sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau sendiri ya Allah !!!!”.
5. Membaca do’a Sakaratul Maut, dibaca 25 kali setiap hari
اَللّهُـمَّ هَـوِّنْ عَـلَيَّ فِى سَـكَـرَاتِ الْمَـوْتِ وَبَـارِكْ لِى فِى الْمَـوْتِ وَفِـيْـمَـا بَــعْدَ الْمَـوْتِ
Artinya: “Ya Allah !! Mudahkanlah atasku di ketika “sakaratul maut” berilah berkat padaku ketika kematianku dan sesudahnya.”
(Ditulis oleh: Ust. M. Najmil Husna - Pimpinan Ponpes Al-Husna)
Download artikel ini, klik:
http://www.ziddu.com/download/6279239/CARABERTAUBAT.doc.html
يَـاأَيُّـهَـا الَّذِيْـنَ آمَـنُـوْا تُـوْبُوْا إِلَى اللهِ تَـوْبَـةً نَـصُـوْحًـا
Artinya : “Hai Orang-orang yang beriman taubatlah kamu semua kepada Allah dengan taubat nasuha, yaitu taubat yang sejati”.
Selanjutnya, Nabi Muhammad saw telah bersabda,
كُـلُّ بَـنِى آدَمَ خَـطَّـآءٌ وَخَـيْـرُ الْخَـطَّـائِــيْـنَ التَّـوَّابُـوْنَ
Artinya : “Setiap anak Adam (manusia) itu pernah salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah orang-orang yang bertaubat.” (HR. Ibn Majah)
Cara bertaubat :
A) Bila kesalahan itu berhubungan dengan Allah Ta’ala, maka cara taubatnya adalah :
Berhenti dari berbuat dosa serta berjanji dalam hati tidak mengulangi lagi.
Menyesal atas perbuatan yang lalu, dan mohon ampun kepada Allah Ta’ala.
Memperbanyak amal kebajikan agar dapat menutupi kesalahan-kesalahan yang lalu.
Bila kesalahan itu berhubungan dengan manusia, maka ditambah satu lagi , yaitu meminta maaf atau dimaafkan. Bila berkaitan dengan harta, maka harta yang menjadi tanggungan harus dibayar atau dikembalikan dan minta maaf.
Cara Shalat Taubat:
Untuk memohon ampun dan memperbanyak kebajikan, maka disyari’atkanlah Sholat Taubat, sebagai usaha nyata kita dan tanda kesungguhan dalam bertaubat. Sebaiknya sebelum sholat taubat, pada sore harinya mandi taubat terlebih dahulu. Waktu sholat taubat yang baik pada malam hari, namun yang sangat baik setelah tengah malam. Shalat taubat dilakukan mulai dari 2 rakaat hingga 8 raka’at.
1. Lafadz niat sholat taubat:
أُصَـلِّى سُــنَّـة التَّـوْبَـةِ رَكْـعَـتَـيْـنِ لِـلّـهِ تَـعَـالَى : الله اَكْـبَـرُ
Artinya : “Sengaja saya sholat taubat dua raka’at karena Allah Ta’ala.”
2. Ayat yang dibaca pada raka’at pertama setelah Al-Fatihah ialah: (kalau tidak hafal boleh surah Al-Kafirun).
وَالَّذِيْـنَ إِذَا فَـعَـلُوا فَـاحِـشَـةً اَوْ ظَـلَـمُوا اَنْـفُـسَـهُـمْ ذَكَـرُوا اللهَ . فَـاسْـتَـغْـفَـرُوْا لِـذُنُـوْبِـهِـمْ وَمَـنْ يَـغْـفِرُ الذُّنُـوْبَ إِلاَّ اللهُ وَلَـمْ يُـصِـرُّوا عَـلَى مَـا فَـعَـلُوْا وَهُـمْ يَـعْـلَـمُـوْنَ. أُولـئِـكَ جَـزَآؤُهُـمْ مَـغْـفِرَةٌ مِـنْ رَبِّـهِـمْ وَجَـنّـتٍ تَـجْـرِى مِـنْ تَـحْـتِـهَـا الأَنْـهَـارُ خَـالِـدِيْـنَ فِـيْـهَـا. وَنِـعْـمَ اَجْـرُ الْعــمِـلِـيْنَ
Artinya : “Dan orang-orang yang apabila (terlanjur) mengerjakan perbuatan keji ( dosa besar) atau zhalim (berbuat salah) lalu cepat ingat kepada Allah ( taubat ) lantas memohon ampunan dosa-dosanya. Tidak seorangpun yang dapat memberi ampunan , kecuali Allah dan mereka tidak meneruskan (mengulangi) perbuatan keji itu, padahal mereka tahu.” (QS. Ali Imran : 135-136).
3. Ayat yang dibaca pada raka’at kedua ialah: (kalau tidak hafal boleh membaca surat al-ikhlas)
وَمَـنْ يَـعْـمَـلْ سُـوْءًا اَوْ يَـظْلِـمْ نَـفْـسَـهُ ثُـمَّ يَـسْـتَـغْـفِـرِ اللهَ يَـجِـدِ اللهَ غَـفُورًا رَحِـيْـمًـا
Artinya: “Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan (dosa) atau zhalim – menganiaya diri sendiri (dengan kejahatan) kemudian memohon ampun kepada Allah Ta’ala, niscaya ia mendapati Allah Ta’ala Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa : 11)
4. Mohon ampun dengan istighfar:
a. Istighfar 100 kali :
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ, الَّذِي لاَإِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
b. Istighfar “ Rinci “ 10 kali :
اَسْـتَـغْـفِـرُ اللهَ الْعَـظِيْـمَ . وَمِـنْ كُـلِّ ذَنْـبٍ عَـظِيْـمٍ مِـنْ كُـلِّ مَـعْـصِـيَـةٍ صَـاغِـرًا وَكَـابِـرًا . ظَـاهِـرًا وَ بَـاطِـنًـا . قَـوْلاً وَفِـعْـلاً . عَـمْدًا وَخَـطَـاءً . سِـرًّا وَجَـهَـرًا وَعَـلاَنِـيَـةً يـَااللهُ ٢x يَـا غَـفُـوْرٌ رَحِـيْـمٌ
c. Ditutup dengan do’a sayyidul Istighfar, “penghulu istighfar“ sebanyak 10 kali :
اَللّهُـمَّ اَنْـتَ رَبِّـى لاَ إِلـهَ إِلاَّ اَنْـتَ خَـلَقْـتَـنِـى وَاَنَـا عَـبْـدُكَ وَاَنَـا عَـلَى عَـهْـدِكَ وَوَعْـدِكَ مَـا اسْـتَـطَـعْـتُ اَعُـوْذُ بِـكَ مِـنْ شَـرٍّ مَـاصَـنَـعْـتُ اَبُـؤُ لَـكَ بِـنِـعْـمَـتِـكَ عَـلَىَّ وَاَبُـؤُ بِـذَنْـبِى فَـاغْـفِـرْلِى فَـإِنَّـهُ لاَ يَـغْـفِـرُ الذُّنُـوْبَ إِلاَّ اَنْـتَ
Artinya: “Ya Allah !! Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau yang telah menciptakan aku, aku ini hambaMU dan aku terikat pada janji dan ikatan padaMU sejauh kemampuanku. Aku berlindung pada MU dari kejahatan yang telah kuperbuat, aku akui segala nikmat dariMU kepada ku dan aku akui dosaku, maka ampunilah aku, sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau sendiri ya Allah !!!!”.
5. Membaca do’a Sakaratul Maut, dibaca 25 kali setiap hari
اَللّهُـمَّ هَـوِّنْ عَـلَيَّ فِى سَـكَـرَاتِ الْمَـوْتِ وَبَـارِكْ لِى فِى الْمَـوْتِ وَفِـيْـمَـا بَــعْدَ الْمَـوْتِ
Artinya: “Ya Allah !! Mudahkanlah atasku di ketika “sakaratul maut” berilah berkat padaku ketika kematianku dan sesudahnya.”
(Ditulis oleh: Ust. M. Najmil Husna - Pimpinan Ponpes Al-Husna)
Download artikel ini, klik:
http://www.ziddu.com/download/6279239/CARABERTAUBAT.doc.html
Rabu, 12 Agustus 2009
Keutamaan Tasbih
Allah swt., telah mengawali tujuh surah dalam Kitab-Nya yang mulia dengan lafazh tasbih. Selain itu, tidak sedikit ayat Al-Qur`an yang mengandung lafazh tasbih, yang telah diturunkan Allah swt. di dalam Kitab-Nya (Al-Qur`an) dengan tujuan agar kita menjadi orang-orang yang selalu bertasbih dengan memuji-Nya.
Allah swt. berfirman: “Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada satupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Israa` [17]: 44)
Allah swt. berfirman: “dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang.” (QS. Thaahaa [20]: 130)
Rasulullah saw. bersabda: “Ada dua kalimat yang ringan di lidah, berat di timbangan amal dan disukai oleh Dzat Yang Maha Pemurah, yaitu: Subhaanallaahi wa bihamdihi, Subhaanallaahil-’Azhiim (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung).” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa`i dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah ra..
Nabi saw. bersabda: “Perkataan yang paling disukai Allah swt. ada empat, yaitu: Subhaanallaah (Maha Suci Allah), Alhamdulillaah (Segala puji hanya milik Allah), Allaahu Akbar (Allah Maha Besar) dan Laa`ilaaha illallaah (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah). Tidak ada masalah bagimu (untuk memilih) perkataan mana yang akan kamu ucapkan terlebih dahulu.” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Muslim dari Samurah bin Jundub ra..
Nabi saw. bersabda: “Barangsiapa yang bertasbih kepada Allah setiap habis shalat sebanyak 33 kali, bertahmid kepada Allah sebanyak 33 kali, dan bertakbir kepada Allah sebanyak 33 kali hingga jumlahnya menjadi 99 kali, lalu pada bilangan keseratus dia mengucapkan Laa`ilaaha illallaah wahdahuu laa syariika lah, lahul-mulku wa lahul-hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai`in qadiir (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Tuhan satu-satunya yang tidak ada sekutu bagi-Nya; Hanya milik-Nya-lah semua kerajaan dan hanya milik-Nya-lah segala puji; Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu), maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Muslim dari Abu Hurairah ra..
Nabi saw. bersabda: “Sungguh bila aku mengucapkan Subhaanallaah wal-hamdulillaah wa laa`ilaaha illallaah wallaahu akbar (Maha Suci Allah, segala puji hanya milik Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Allah Maha Besar), maka hal itu lebih aku cintai daripada segala sesuatu yang di atasnya matahari terbit (maksudnya bumi dan segala isinya).” Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah ra..
Nabi saw. bersabda: “Bacaan tasbih (akan mengisi) separoh timbangan amal, bacaan Alhamdulillah akan memenuhinya, dan bacaan laa`ilaaha illallaah tidak ada satu pun penutup yang menjadi penghalang antara ia dengan Allah hingga ia sampai kepada-Nya.” Hadits ini diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Ibnu Umar ra..
Nabi saw. bersabda: “Maukah kalian bila aku beritahu tentang sesuatu yang telah diajarkan Nabi Nuh kepada puteranya: Aku menyuruhmu untuk mengucapkan Subhaanallaahi wa bihamdih (Maha Suci Allah dan segala puji hanya milik-Nya), karena sesungguhnya ia merupakan (bentuk) shalat dan tasbihnya makhluk-makhluk lain (selain manusia), yang dengannya Allah memberi rezeki kepada makhluk-makhluk itu.” Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dari Jabir ra. (kanz).
Nabi saw. bersabda: “Barangsiapa yang membaca Subhaanallaahi wa bihamdih sebanyak seratus kali dalam satu hari, maka dosa-dosanya akan dihapus meskipun sebanyak buih di lautan.” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, Nasa`i dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah ra..
Allah swt. berfirman: “Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada satupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Israa` [17]: 44)
Allah swt. berfirman: “dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang.” (QS. Thaahaa [20]: 130)
Rasulullah saw. bersabda: “Ada dua kalimat yang ringan di lidah, berat di timbangan amal dan disukai oleh Dzat Yang Maha Pemurah, yaitu: Subhaanallaahi wa bihamdihi, Subhaanallaahil-’Azhiim (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung).” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa`i dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah ra..
Nabi saw. bersabda: “Perkataan yang paling disukai Allah swt. ada empat, yaitu: Subhaanallaah (Maha Suci Allah), Alhamdulillaah (Segala puji hanya milik Allah), Allaahu Akbar (Allah Maha Besar) dan Laa`ilaaha illallaah (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah). Tidak ada masalah bagimu (untuk memilih) perkataan mana yang akan kamu ucapkan terlebih dahulu.” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Muslim dari Samurah bin Jundub ra..
Nabi saw. bersabda: “Barangsiapa yang bertasbih kepada Allah setiap habis shalat sebanyak 33 kali, bertahmid kepada Allah sebanyak 33 kali, dan bertakbir kepada Allah sebanyak 33 kali hingga jumlahnya menjadi 99 kali, lalu pada bilangan keseratus dia mengucapkan Laa`ilaaha illallaah wahdahuu laa syariika lah, lahul-mulku wa lahul-hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai`in qadiir (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Tuhan satu-satunya yang tidak ada sekutu bagi-Nya; Hanya milik-Nya-lah semua kerajaan dan hanya milik-Nya-lah segala puji; Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu), maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Muslim dari Abu Hurairah ra..
Nabi saw. bersabda: “Sungguh bila aku mengucapkan Subhaanallaah wal-hamdulillaah wa laa`ilaaha illallaah wallaahu akbar (Maha Suci Allah, segala puji hanya milik Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Allah Maha Besar), maka hal itu lebih aku cintai daripada segala sesuatu yang di atasnya matahari terbit (maksudnya bumi dan segala isinya).” Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah ra..
Nabi saw. bersabda: “Bacaan tasbih (akan mengisi) separoh timbangan amal, bacaan Alhamdulillah akan memenuhinya, dan bacaan laa`ilaaha illallaah tidak ada satu pun penutup yang menjadi penghalang antara ia dengan Allah hingga ia sampai kepada-Nya.” Hadits ini diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Ibnu Umar ra..
Nabi saw. bersabda: “Maukah kalian bila aku beritahu tentang sesuatu yang telah diajarkan Nabi Nuh kepada puteranya: Aku menyuruhmu untuk mengucapkan Subhaanallaahi wa bihamdih (Maha Suci Allah dan segala puji hanya milik-Nya), karena sesungguhnya ia merupakan (bentuk) shalat dan tasbihnya makhluk-makhluk lain (selain manusia), yang dengannya Allah memberi rezeki kepada makhluk-makhluk itu.” Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dari Jabir ra. (kanz).
Nabi saw. bersabda: “Barangsiapa yang membaca Subhaanallaahi wa bihamdih sebanyak seratus kali dalam satu hari, maka dosa-dosanya akan dihapus meskipun sebanyak buih di lautan.” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, Nasa`i dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah ra..
Senin, 03 Agustus 2009
Makna Doa Bangun Tidur
الْحَمْدُ للهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ
“Segala puji hanya milik Allah yang telah menghidupkan kami setelah sebelumnya mematikan kami, dan hanya kepada-Nya-lah kita kembali.”
Penjelasan:
v Orang yang sudah mati tidak dapat bergerak, tidak dapat mendengar dan tidak dapat melihat, karena ruhnya telah naik dan kembali kepada Allah. Tanpa ruh, jasad akan mati dan riwayatnya akan berakhir, lalu ia akan berubah menjadi tanah.
v Orang yang sedang tidur, ruhnya juga akan naik dan kembali kepada Allah hingga dia tidak dapat mendengar dan melihat. Ketika bangun tidur, dengan izin Allah, ruhnya akan kembali lagi hingga dia pun dapat mendengar, melihat, bergerak dan mengetahui segala sesuatu lagi.
v Demikian pula, ketika kita sudah mati, lalu ruh-ruh kita naik dan kembali kepada Allah, maka Allah swt. akan menghidupkan kita kembali, yaitu setelah Dia memasukkan kembali ruh-ruh kita ke dalam jasad-jasad kita, dengan tujuan agar kita dapat berdiri di hadapannya untuk menjalani proses hisab (perhitungan amal). Orang yang amalnya baik akan masuk surga, sedangkan orang yang amalnya buruk, nasibnya di tangan Allah. Jika Allah menghendaki untuk menyiksanya, maka Dia akan menyiksanya. Tetapi jika Dia menghendaki untuk mengampuninya, maka Dia pun akan mengampuninya.
v Allah swt. yang telah menjadikan kita dapat tidur dan kemudian bangun kembali, Dia-lah yang akan mematikan kita dan kemudian menghidupkan kita kembali.
v Tidur adalah seperti kematian. Orang Mukmin hendaknya ingat bahwa dia akan mati dimana ruhnya akan pergi dari jasadnya seperti ketika dia sedang tidur, dan bahwa dia akan dibangkitkan di hadapan Allah pada hari Kiamat nanti sebagaimana Allah telah mengembalikan ruhnya ketika dia masih di dunia hingga dia pun dapat bangun dari tidurnya. Tujuan dia dibangkitkan kembali adalah agar Allah swt. dapat meminta pertanggungjawaban darinya atas semua perbuatan yang telah dilakukannya di dunia.
“Segala puji hanya milik Allah yang telah menghidupkan kami setelah sebelumnya mematikan kami, dan hanya kepada-Nya-lah kita kembali.”
Penjelasan:
v Orang yang sudah mati tidak dapat bergerak, tidak dapat mendengar dan tidak dapat melihat, karena ruhnya telah naik dan kembali kepada Allah. Tanpa ruh, jasad akan mati dan riwayatnya akan berakhir, lalu ia akan berubah menjadi tanah.
v Orang yang sedang tidur, ruhnya juga akan naik dan kembali kepada Allah hingga dia tidak dapat mendengar dan melihat. Ketika bangun tidur, dengan izin Allah, ruhnya akan kembali lagi hingga dia pun dapat mendengar, melihat, bergerak dan mengetahui segala sesuatu lagi.
v Demikian pula, ketika kita sudah mati, lalu ruh-ruh kita naik dan kembali kepada Allah, maka Allah swt. akan menghidupkan kita kembali, yaitu setelah Dia memasukkan kembali ruh-ruh kita ke dalam jasad-jasad kita, dengan tujuan agar kita dapat berdiri di hadapannya untuk menjalani proses hisab (perhitungan amal). Orang yang amalnya baik akan masuk surga, sedangkan orang yang amalnya buruk, nasibnya di tangan Allah. Jika Allah menghendaki untuk menyiksanya, maka Dia akan menyiksanya. Tetapi jika Dia menghendaki untuk mengampuninya, maka Dia pun akan mengampuninya.
v Allah swt. yang telah menjadikan kita dapat tidur dan kemudian bangun kembali, Dia-lah yang akan mematikan kita dan kemudian menghidupkan kita kembali.
v Tidur adalah seperti kematian. Orang Mukmin hendaknya ingat bahwa dia akan mati dimana ruhnya akan pergi dari jasadnya seperti ketika dia sedang tidur, dan bahwa dia akan dibangkitkan di hadapan Allah pada hari Kiamat nanti sebagaimana Allah telah mengembalikan ruhnya ketika dia masih di dunia hingga dia pun dapat bangun dari tidurnya. Tujuan dia dibangkitkan kembali adalah agar Allah swt. dapat meminta pertanggungjawaban darinya atas semua perbuatan yang telah dilakukannya di dunia.
Jumat, 17 Juli 2009
Keutamaan Dzikir Kepada Allah
* Allah swt. berfirman: “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah [2]: 152)
* Allah swt. berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari mereka menemui-Nya ialah: ‘Salam’; dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka.” (QS. Al-Ahzaab [33]: 41-44)
* Allah swt. berfirman: “Dan bersabarlah kamu bersama-sama orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al-Kahfi [18]: 28)
* Allah swt. juga berfirman: “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dan keadaan buta.” (QS. Thaahaa [20]: 124)
* Di ayat lain, Allah swt. berfirman: “Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al-Qur`an), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” (QS. Az-Zukhruf [43]: 36)
* Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah swt. berfirman: ‘Aku akan selalu bersama hamba-Ku selama dia mengingat-Ku dan kedua bibirnya bergerak untuk menyebut nama-Ku.’” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abu Hurairah ra..
* Nabi saw. bersabda: “Allah swt. berfirman: ‘Aku adalah sesuai prasangka hamba-Ku terhadap-Ku, dan Aku akan bersama-Nya jika dia mengingat-Ku; Jika dia menyebut nama-Ku di dalam dirinya, maka Aku akan menyebut namanya di dalam diri-Ku; Jika dia menyebut nama-Ku di hadapan sekelompok orang, maka Aku akan menyebut namanya di hadapan sekelompok makhluk yang lebih baik daripada sekelompok orang tersebut; Jika dia mendekat kepada-Ku satu jengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya satu hasta; Jika dia mendekat kepada-Ku satu hasta, maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa; Jika dia mendatangi-Ku dengan berjalan kaki, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari.” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa`i dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah ra..
* Nabi saw. bersabda: “Tidaklah suatu kaum duduk sambil berdzikir kepada Allah swt. kecuali para malaikat akan mengelilingi mereka, rahmat (Allah) akan menyelimuti mereka, ketenangan akan turun kepada mereka, lalu Allah swt. akan menyebut nama mereka di hadapan makhluk-makhluk yang ada di sisi-Nya.” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Muslim dari Abu Hurairah ra..
* Nabi saw. bersabda: “Sungguh pada hari kiamat nanti, Allah swt. akan membangkitkan beberapa kaum yang di wajah-wajah mereka terdapat cahaya, mereka berdiri di atas mimbar-mimbar yang terbuat dari mutiara, dan orang-orang pun merasa iri terhadap mereka. Mereka bukanlah para nabi dan bukan pula orang-orang yang mati syahid.” Periwayat Hadits berkata: “(Mendengar itu), seorang Arab badui pun duduk di atas kedua lututnya, lalu dia berkata: ‘Wahai Rasulullah, izinkan kami untuk mengetahui siapa mereka itu!’ Rasulullah saw. pun bersabda: ‘Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, yang datang dari berbagai suku dan negeri, lalu mereka berkumpul untuk berdzikir kepada Allah.” Hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani dengan sanad yang berkualitas hasan (baik) dari Abu Darda` ra..
* Nabi saw. bersabda: “Dzikir yang paling utama adalah Laa`ilaaha illallaah (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah), sedangkan doa yang paling utama adalah Alhamdulillaah (Segala puji hanya milik Allah).” Hadits ini diriwayatkan oleh Tirmidzi, Nasa`i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim dari Jabir ra..
* Nabi saw. bersabda: “Tidaklah seorang hamba mengucapkan kalimat Laa`ilaaha illallaah (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah) dengan ikhlas kecuali pintu-pintu langit akan dibukakan untuknya sampai kalimat itu naik ke ‘Arsy (singgasana Allah), selama dosa-dosa besar dijauhi olehnya.” Hadits ini diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Abu Hurairah ra..
* Nabi saw. bersabda: “Tidak ada sedikitpun kesusahan bagi orang-orang yang suka mengucapkan kalimat Laa`ilaaha illallaah ketika mereka mati, ketika berada di dalam kubur dan ketika dibangkitkan. Pada saat sangkakala ditiup, sepertinya aku melihat mereka menolehkan kepala mereka sambil berkata: ‘Segala puji hanya milik Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari diri kami.’” Hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani dari Ibnu Umar ra..
* Nabi saw. bersabda: “Calon-calon penghuni surga tidak pernah menyesal atas sesuatupun kecuali bila ada satu saat (kesempatan) yang mereka lalui sementara mereka tidak berdzikir kepada Allah swt. di dalamnya.” Hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani dan Baihaqi dari Mu’adz ra..
* Nabi saw. bersabda: “Tidak ada seorang hamba pun yang mengucapkan kalimat Laa`ilaaha illallaah sebanyak seratus kali kecuali Allah swt. akan membangkitkannya pada hari kiamat nanti dalam keadaan wajahnya (bersinar) seperti bulan pada malam bulan purnama, dan pada hari itu tidak diperlihatkan kepada seorangpun satu amal yang lebih baik daripada amal orang itu kecuali (amal) orang yang mengucapkan seperti yang diucapkan orang itu dengan jumlah yang sama atau lebih.” Hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani dari Abu Darda` ra..
* Nabi saw. bersabda: “Barangsiapa yang mengucapkan kalimat Laa`ilaaha illallaah wahdahuu laa syariika lah, lahul-mulku wa lahul-hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai`in qadiir (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Tuhan satu-satunya yang tidak ada sekutu bagi-Nya; Hanya milik-Nya-lah semua kerajaan dan hanya milik-Nya-lah segala puji; Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) sebanyak sepuluh kali kecuali baginya (pahala) membebaskan empat orang budak dari keturunan Nabi Isma`il.” Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Nasa`i dari Ayyub ra..
* Allah swt. berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. Salam penghormatan kepada mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari mereka menemui-Nya ialah: ‘Salam’; dan Dia menyediakan pahala yang mulia bagi mereka.” (QS. Al-Ahzaab [33]: 41-44)
* Allah swt. berfirman: “Dan bersabarlah kamu bersama-sama orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al-Kahfi [18]: 28)
* Allah swt. juga berfirman: “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dan keadaan buta.” (QS. Thaahaa [20]: 124)
* Di ayat lain, Allah swt. berfirman: “Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al-Qur`an), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” (QS. Az-Zukhruf [43]: 36)
* Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah swt. berfirman: ‘Aku akan selalu bersama hamba-Ku selama dia mengingat-Ku dan kedua bibirnya bergerak untuk menyebut nama-Ku.’” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abu Hurairah ra..
* Nabi saw. bersabda: “Allah swt. berfirman: ‘Aku adalah sesuai prasangka hamba-Ku terhadap-Ku, dan Aku akan bersama-Nya jika dia mengingat-Ku; Jika dia menyebut nama-Ku di dalam dirinya, maka Aku akan menyebut namanya di dalam diri-Ku; Jika dia menyebut nama-Ku di hadapan sekelompok orang, maka Aku akan menyebut namanya di hadapan sekelompok makhluk yang lebih baik daripada sekelompok orang tersebut; Jika dia mendekat kepada-Ku satu jengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya satu hasta; Jika dia mendekat kepada-Ku satu hasta, maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa; Jika dia mendatangi-Ku dengan berjalan kaki, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari.” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa`i dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah ra..
* Nabi saw. bersabda: “Tidaklah suatu kaum duduk sambil berdzikir kepada Allah swt. kecuali para malaikat akan mengelilingi mereka, rahmat (Allah) akan menyelimuti mereka, ketenangan akan turun kepada mereka, lalu Allah swt. akan menyebut nama mereka di hadapan makhluk-makhluk yang ada di sisi-Nya.” Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Muslim dari Abu Hurairah ra..
* Nabi saw. bersabda: “Sungguh pada hari kiamat nanti, Allah swt. akan membangkitkan beberapa kaum yang di wajah-wajah mereka terdapat cahaya, mereka berdiri di atas mimbar-mimbar yang terbuat dari mutiara, dan orang-orang pun merasa iri terhadap mereka. Mereka bukanlah para nabi dan bukan pula orang-orang yang mati syahid.” Periwayat Hadits berkata: “(Mendengar itu), seorang Arab badui pun duduk di atas kedua lututnya, lalu dia berkata: ‘Wahai Rasulullah, izinkan kami untuk mengetahui siapa mereka itu!’ Rasulullah saw. pun bersabda: ‘Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, yang datang dari berbagai suku dan negeri, lalu mereka berkumpul untuk berdzikir kepada Allah.” Hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani dengan sanad yang berkualitas hasan (baik) dari Abu Darda` ra..
* Nabi saw. bersabda: “Dzikir yang paling utama adalah Laa`ilaaha illallaah (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah), sedangkan doa yang paling utama adalah Alhamdulillaah (Segala puji hanya milik Allah).” Hadits ini diriwayatkan oleh Tirmidzi, Nasa`i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim dari Jabir ra..
* Nabi saw. bersabda: “Tidaklah seorang hamba mengucapkan kalimat Laa`ilaaha illallaah (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah) dengan ikhlas kecuali pintu-pintu langit akan dibukakan untuknya sampai kalimat itu naik ke ‘Arsy (singgasana Allah), selama dosa-dosa besar dijauhi olehnya.” Hadits ini diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Abu Hurairah ra..
* Nabi saw. bersabda: “Tidak ada sedikitpun kesusahan bagi orang-orang yang suka mengucapkan kalimat Laa`ilaaha illallaah ketika mereka mati, ketika berada di dalam kubur dan ketika dibangkitkan. Pada saat sangkakala ditiup, sepertinya aku melihat mereka menolehkan kepala mereka sambil berkata: ‘Segala puji hanya milik Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari diri kami.’” Hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani dari Ibnu Umar ra..
* Nabi saw. bersabda: “Calon-calon penghuni surga tidak pernah menyesal atas sesuatupun kecuali bila ada satu saat (kesempatan) yang mereka lalui sementara mereka tidak berdzikir kepada Allah swt. di dalamnya.” Hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani dan Baihaqi dari Mu’adz ra..
* Nabi saw. bersabda: “Tidak ada seorang hamba pun yang mengucapkan kalimat Laa`ilaaha illallaah sebanyak seratus kali kecuali Allah swt. akan membangkitkannya pada hari kiamat nanti dalam keadaan wajahnya (bersinar) seperti bulan pada malam bulan purnama, dan pada hari itu tidak diperlihatkan kepada seorangpun satu amal yang lebih baik daripada amal orang itu kecuali (amal) orang yang mengucapkan seperti yang diucapkan orang itu dengan jumlah yang sama atau lebih.” Hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani dari Abu Darda` ra..
* Nabi saw. bersabda: “Barangsiapa yang mengucapkan kalimat Laa`ilaaha illallaah wahdahuu laa syariika lah, lahul-mulku wa lahul-hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai`in qadiir (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Tuhan satu-satunya yang tidak ada sekutu bagi-Nya; Hanya milik-Nya-lah semua kerajaan dan hanya milik-Nya-lah segala puji; Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) sebanyak sepuluh kali kecuali baginya (pahala) membebaskan empat orang budak dari keturunan Nabi Isma`il.” Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Nasa`i dari Ayyub ra..
Jumat, 10 April 2009
Kerinduan Seorang Hamba Kepada Allah
Aku bisa saja mati tapi kerinduanku kepada-Mu tidak akan pernah mati
dan aku tidak pernah puas untuk mencintai-Mu dengan sungguh-sungguh.
Harapanku di sepanjang hidupku hanyalah kematian, dan Engkau bagiku adalah tujuan
Engkaulah Yang Maha Kaya dan benar-benar kaya, sementara aku serba kekurangan.
Engkaulah tujuan dari setiap permintaan dan keinginanku
Engkaulah tumpuan harapanku dan yang selalu tersimpan dalam hatiku.
Engkau mengetahui apa yang ada dalam hatiku, semuanya terlihat jelas oleh-Mu
Meskipun aku berusaha untuk menyembunyikannya ataupun menampakkannya.
Engkau mengetahui apa yang ada di antara tulang-tulang rusukku, yang tidak aku sebarluaskan
Dan tidak aku tampakkan kepada keluarga ataupun tetangga(ku).
(Yaitu) rahasia-rahasia yang bukan lagi menjadi rahasia bagi-Mu
Meskipun aku tidak membukanya, bahkan meskipun aku berusaha keras untuk menyembunyikannya.
Maka karuniakanlah kepadaku angin sepoi-sepoi dari-Mu sehingga aku dapat hidup dengan semangatnya
Dan berikan kepadaku kemudahan dari-Mu yang akan mengusir semua kesulitanku.
Engkau memancarkan petunjuk kepada orang-orang yang (berhak) mendapat petunjuk
Yang di tangan mereka sama sekali tidak ada ilmu (pengetahuan) sebelumnya.
Lalu Engkau ajarkan kepada mereka sebuah ilmu, hingga mereka pun berada pada cahaya ilmu itu
Dan hingga jelas bagi mereka apa yang tersembunyi di balik berbagai rahasia.
Engkau mengaruniakan (kepada mereka) penglihatan terhadap hal-hal yang ghaib
Hingga hal-hal yang sebenarnya tidak terlihat oleh penglihatan itu seakan-akan hadir di hadapan mereka.
Bukankah Engkau ibarat penunjuk jalan bagi suatu kaum yang sedang kebingungan (mencari jalan)
Dan juga penyelamat bagi orang yang sedang berada di sebuah tebing yang curam.
dan aku tidak pernah puas untuk mencintai-Mu dengan sungguh-sungguh.
Harapanku di sepanjang hidupku hanyalah kematian, dan Engkau bagiku adalah tujuan
Engkaulah Yang Maha Kaya dan benar-benar kaya, sementara aku serba kekurangan.
Engkaulah tujuan dari setiap permintaan dan keinginanku
Engkaulah tumpuan harapanku dan yang selalu tersimpan dalam hatiku.
Engkau mengetahui apa yang ada dalam hatiku, semuanya terlihat jelas oleh-Mu
Meskipun aku berusaha untuk menyembunyikannya ataupun menampakkannya.
Engkau mengetahui apa yang ada di antara tulang-tulang rusukku, yang tidak aku sebarluaskan
Dan tidak aku tampakkan kepada keluarga ataupun tetangga(ku).
(Yaitu) rahasia-rahasia yang bukan lagi menjadi rahasia bagi-Mu
Meskipun aku tidak membukanya, bahkan meskipun aku berusaha keras untuk menyembunyikannya.
Maka karuniakanlah kepadaku angin sepoi-sepoi dari-Mu sehingga aku dapat hidup dengan semangatnya
Dan berikan kepadaku kemudahan dari-Mu yang akan mengusir semua kesulitanku.
Engkau memancarkan petunjuk kepada orang-orang yang (berhak) mendapat petunjuk
Yang di tangan mereka sama sekali tidak ada ilmu (pengetahuan) sebelumnya.
Lalu Engkau ajarkan kepada mereka sebuah ilmu, hingga mereka pun berada pada cahaya ilmu itu
Dan hingga jelas bagi mereka apa yang tersembunyi di balik berbagai rahasia.
Engkau mengaruniakan (kepada mereka) penglihatan terhadap hal-hal yang ghaib
Hingga hal-hal yang sebenarnya tidak terlihat oleh penglihatan itu seakan-akan hadir di hadapan mereka.
Bukankah Engkau ibarat penunjuk jalan bagi suatu kaum yang sedang kebingungan (mencari jalan)
Dan juga penyelamat bagi orang yang sedang berada di sebuah tebing yang curam.
Sabtu, 04 April 2009
Keutamaan Membaca Istighfar
Allah swt. berfirman: "Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah dan mohonlan ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang Mukmin, laki-laki dan perempuan." (QS. Muhammad [47]: 19)
Allah swt. berfirman: "maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." (QS. Nuuh [71]: 10-12)
Allah swt. berfirman: "Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)." (QS. Adz-Dzaariyaat [51]: 17-18)
Allah swt. juga berfirman: "Katakanlah: 'Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'" (QS. Az-Zumar [39]: 53)
Rasulullah saw. bersabda: "Demi Allah, sesungguhnya aku selalu beristighfar (memohon ampun) kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam satu hari sebanyak 70 kali lebih." Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah ra..
Nabi saw. bersabda: "Barangsiapa yang memohonkan ampunan untuk orang-orang Mukmin, laki-laki dan perempuan, maka akan dicatat baginya (pahala) satu kebaikan untuk setiap permohonan ampunan bagi satu orang Mukmin laki-laki dan satu orang Mukmin perempuan." Hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani dari 'Ubadah ra..
Nabi saw. bersabda: "Barangsiapa yang memohonkan ampunan untuk orang-orang Mukmin, laki-laki dan perempuan, setiap hari sebanyak 27 kali, maka dia termasuk ke dalam golongan orang-orang yang doanya dikabulkan dan orang-orang yang karena mereka penduduk bumi ini diberi rezeki (oleh Allah)." Hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani dari Abu Darda` ra..
Nabi saw. bersabda: "Allah swt. telah menurunkan dua hal yang dapat mendatangkan keamanan bagi umatku (dari adzab Allah). Allah berfirman: 'Dan Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun.' Jika aku telah tiada, maka aku tinggalkan di tengah-tengah mereka (kesempatan untuk) memohon ampunan hingga datangnya hari kiamat." Hadits ini diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Abu Musa ra..
Nabi saw. bersabda: "Barangsiapa yang selalu beristighfar, maka Allah akan menjadikan untuknya kelapangan dari setiap kesusahan, jalan keluar dari setiap kesulitan, lalu Allah akan memberikan kepadanya rezeki yang tidak disangka-sangka." Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas ra..
Nabi saw. bersabda: "Barangsiapa yang memohon ampun kepada Allah setiap habis shalat sebanyak tiga kali, lalu dia mengucapkan: Astaghfirullaahil-ladzii laa`ilaaha illaa Huwal-hayyul-qayyuum wa atuubu ilaih (Aku memohon ampunan kepada Allah yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, Yang Maha Hidup dan terus menerus mengurusi makhluk-makhluk-Nya, dan aku bertaubat kepada-Nya), maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun (dosa karena) dia telah lari dari medan pertempuran." Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya'la dan Ibnu As-Sunni dari Al-Barra` ra..
Nabi saw. bersabda: "Barangsiapa yang ketika hendak beranjak ke tempat tidurnya membaca: Astaghfirullaahal-ladzii laa`ilaaha illaa Huwal-hayyul-qayyuum wa atuubu ilaihi (Aku memohon ampunan kepada Allah yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, Yang Maha Hidup dan terus menerus mengurusi makhluk-makhluk-Nya, dan aku bertaubat kepada-Nya), sebanyak tiga kali, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya meskipun sebanyak buih di lautan, meskipun sebanyak jumlah daun pohon-pohonan, meskipun sebanyak pasir yang lembut, dan meskipun sebanyak jumlah hari (umur) dunia ini." Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Tirmidzi dari Abu Sa'id ra..
Nabi saw. bersabda: "Tuan (pemimpin) istighfar adalah bila kamu membaca: Allaahumma anta Rabbii laa`ilaaha illaa anta khalaqtanii wa ana 'abduka wa 'alaa 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu, a'uudzu bika min syarri maa shana'tu abuu`u laka bini'matika 'alayy wa abuu`u bidzanbii faghfirlii fa`innahu laa yaghfirudz-dzunuuba illaa anta (Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkau telah menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu, dan aku akan selalu berada pada janjiku kepada-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan apa yang aku perbuat. Dengan limpahan nikmat-Mu kepadaku, aku kembali kepada-Mu dan aku bertaubat dari dosa-dosaku. Maka, ampunilah aku karena sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau). Barangsiapa yang mengucapkannya di waktu siang dengan yakin sepenuhnya (dengan apa yang dia ucapkan), lalu dia mati pada hari itu yaitu sebelum dia memasuki waktu sore, maka dia termasuk penghuni surga. Barangsiapa yang mengucapkannya di waktu malam dengan yakin sepenuhnya (dengan apa yang dia ucapkan), lalu dia mati pada hari itu yaitu sebelum dia memasuki waktu pagi, maka dia termasuk penghuni surga." Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Nasa`i dari Syaddad bin Aus ra..
Allah swt. berfirman: "maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." (QS. Nuuh [71]: 10-12)
Allah swt. berfirman: "Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)." (QS. Adz-Dzaariyaat [51]: 17-18)
Allah swt. juga berfirman: "Katakanlah: 'Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'" (QS. Az-Zumar [39]: 53)
Rasulullah saw. bersabda: "Demi Allah, sesungguhnya aku selalu beristighfar (memohon ampun) kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam satu hari sebanyak 70 kali lebih." Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah ra..
Nabi saw. bersabda: "Barangsiapa yang memohonkan ampunan untuk orang-orang Mukmin, laki-laki dan perempuan, maka akan dicatat baginya (pahala) satu kebaikan untuk setiap permohonan ampunan bagi satu orang Mukmin laki-laki dan satu orang Mukmin perempuan." Hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani dari 'Ubadah ra..
Nabi saw. bersabda: "Barangsiapa yang memohonkan ampunan untuk orang-orang Mukmin, laki-laki dan perempuan, setiap hari sebanyak 27 kali, maka dia termasuk ke dalam golongan orang-orang yang doanya dikabulkan dan orang-orang yang karena mereka penduduk bumi ini diberi rezeki (oleh Allah)." Hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani dari Abu Darda` ra..
Nabi saw. bersabda: "Allah swt. telah menurunkan dua hal yang dapat mendatangkan keamanan bagi umatku (dari adzab Allah). Allah berfirman: 'Dan Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun.' Jika aku telah tiada, maka aku tinggalkan di tengah-tengah mereka (kesempatan untuk) memohon ampunan hingga datangnya hari kiamat." Hadits ini diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Abu Musa ra..
Nabi saw. bersabda: "Barangsiapa yang selalu beristighfar, maka Allah akan menjadikan untuknya kelapangan dari setiap kesusahan, jalan keluar dari setiap kesulitan, lalu Allah akan memberikan kepadanya rezeki yang tidak disangka-sangka." Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas ra..
Nabi saw. bersabda: "Barangsiapa yang memohon ampun kepada Allah setiap habis shalat sebanyak tiga kali, lalu dia mengucapkan: Astaghfirullaahil-ladzii laa`ilaaha illaa Huwal-hayyul-qayyuum wa atuubu ilaih (Aku memohon ampunan kepada Allah yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, Yang Maha Hidup dan terus menerus mengurusi makhluk-makhluk-Nya, dan aku bertaubat kepada-Nya), maka dosa-dosanya akan diampuni meskipun (dosa karena) dia telah lari dari medan pertempuran." Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya'la dan Ibnu As-Sunni dari Al-Barra` ra..
Nabi saw. bersabda: "Barangsiapa yang ketika hendak beranjak ke tempat tidurnya membaca: Astaghfirullaahal-ladzii laa`ilaaha illaa Huwal-hayyul-qayyuum wa atuubu ilaihi (Aku memohon ampunan kepada Allah yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, Yang Maha Hidup dan terus menerus mengurusi makhluk-makhluk-Nya, dan aku bertaubat kepada-Nya), sebanyak tiga kali, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya meskipun sebanyak buih di lautan, meskipun sebanyak jumlah daun pohon-pohonan, meskipun sebanyak pasir yang lembut, dan meskipun sebanyak jumlah hari (umur) dunia ini." Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Tirmidzi dari Abu Sa'id ra..
Nabi saw. bersabda: "Tuan (pemimpin) istighfar adalah bila kamu membaca: Allaahumma anta Rabbii laa`ilaaha illaa anta khalaqtanii wa ana 'abduka wa 'alaa 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu, a'uudzu bika min syarri maa shana'tu abuu`u laka bini'matika 'alayy wa abuu`u bidzanbii faghfirlii fa`innahu laa yaghfirudz-dzunuuba illaa anta (Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Engkau telah menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu, dan aku akan selalu berada pada janjiku kepada-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan apa yang aku perbuat. Dengan limpahan nikmat-Mu kepadaku, aku kembali kepada-Mu dan aku bertaubat dari dosa-dosaku. Maka, ampunilah aku karena sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau). Barangsiapa yang mengucapkannya di waktu siang dengan yakin sepenuhnya (dengan apa yang dia ucapkan), lalu dia mati pada hari itu yaitu sebelum dia memasuki waktu sore, maka dia termasuk penghuni surga. Barangsiapa yang mengucapkannya di waktu malam dengan yakin sepenuhnya (dengan apa yang dia ucapkan), lalu dia mati pada hari itu yaitu sebelum dia memasuki waktu pagi, maka dia termasuk penghuni surga." Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Nasa`i dari Syaddad bin Aus ra..
Langganan:
Postingan (Atom)