Minggu, 17 April 2011

Hukum Memelihara Anjing

Hukum Memelihara Anjing

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Pak Ustadz, mohon dijelaskan bagaimana hukumnya jika seorang Muslim memelihara anjing di rumahnya. Sepengetahuan saya, air liur anjing itu najis bila terkena anggota tubuh kita. Sekarang ini banyak sekali kaum Muslim yg memelihara anjing, bahkan ada yang sampai membawanya tidur bersamanya, digendong dan dipeluk, dengan alasan menyukai bentuknya yg lucu.
Demikian pertanyaan saya, Pak Ustadz. Terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
E-...

Jawaban:
Wa'alaikumussalam Wr. Wb.

Saudari E yang saya hormati, dalam kajian fikih, permasalahan yang Anda tanyakan berkaitan dengan pembahasan:
1. Hukum anjing: Apakah anjing itu najis secara keseluruhan ataukah hanya bagian-bagian tertentu saja? Meskipun para ulama sepakat bahwa najis anjing termasuk najis mughaladhah sesuai sabda Nabi saw.: “Sucinya benjana salah seorang di antara kalian ketika dijilat anjing, adalah dengan cara membasuhnya sebanyak tujuh kali, yang pertama dicampur dengan tanah(HR. Bukhari dan Muslim), namun mereka berbeda pendapat apakah kenajisan itu hanya pada air liurnya saja ataukah pada semua anggota tubuh anjing. Imam Hanafi berpendapat bahwa yang najis dari anjing hanyalah air liurnya, mulutnya dan kotorannya, sementara bagian-bagian yang lain tidak najis. Imam Maliki berpendapat bahwa badan anjing itu tidak najis kecuali hanya air liurnya saja. Sedangkan Imam Syafi’i dan Hanbali berpendapat bahwa seluruh tubuh anjing itu hukumnya najis berat, termasuk keringatnya. Jadi, bukan hanya air liurnya saja.

Bila kita mengikuti pendapat Imam Syafi'i dan Hanbali, maka sudah barang tentu kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk menjauhi anjing agar kita terhindar dari najis yang disebabkan oleh sentuhan anggota tubuhnya. Lain halnya bila kita mengikuti pendapat Imam Malik yang lebih longgar, karena menurutnya yang najis dari anjing hanyalah air liurnya saja. Namun pendapat siapapun yang kita ikuti, rasanya apa yang dilakukan oleh sebagian Muslim yang menggendong dan memeluk anjing sangatlah berlebihan dan bertentangan dengan ketentuan syariat. Sebab dengan cara seperti itu, baik badan, pakaian ataupun tempat-tempat tertentu di dalam rumahnya yang bisa jadi digunakan untuk beribadah, sangat sulit terhindar dari najis.

2. Keberadaan anjing di dalam rumah yang menyebabkan Malaikat tidak mau masuk ke dalamnya. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi saw.: “Malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing atau gambar (dari makhluk yang bernyawa)” (HR. Bukhari) Bila dikaitkan dengan penjelasan no. 1, bisa jadi Malaikat tidak mau memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing karena hampir dapat dipastikan rumah tersebut tidak steril dari najis mughaladhah. Namun hal itu tidak serta merta menyebabkan hukum memelihara anjing menjadi haram, karena ada beberapa riwayat yang menunjukkan bahwa memelihara anjing untuk tujuan tertentu dibolehkan, seperti untuk memburu binatang dan untuk menjaga ladang atau ternak. Namun bila ada orang Muslim yang ingin memelihara anjing untuk tujuan tertentu (termasuk untuk tujuan menjaga rumah), maka dia harus memperhatikan kedua hal tersebut. Dia harus berhati-hati terhadap najis anjing dan andaikata dia ingin memeliharanya untuk menjaga rumah, maka dia harus membuatkannya tempat khusus yang berada di luar rumah, bukan di dalamnya. Wallaahu A'lam....(Fz)

Source: www.ddtravel.co.id