Kamis, 09 Juli 2009

Harta Ini Hanyalah Milik Allah

Sebagian orang menyangka bahwasanya Abu Bakar menjadi orang yang kaya raya karena ia mewarisi harta benda ayah dan ibundanya. Akan tetapi kenyataannya tidaklah demikian, Abu Bakar adalah seorang pedagang yang jujur, sehingga Allah swt menjadikannya kaya raya. Bahkan harta kekayaannya mencapai empat puluh ribu dirham. Dia merupakan seorang yang banyak familinya, seorang yang menafkahi keluarganya, memberikan nafkah kepada ayahnya yang terkena penyakit buta di akhir hayatnya, menafkahi ibunya yang telah lumpuh, bahkan ia memenuhi kebutuhan saudara-saudaranya yang masih kecil.

Setelah Allah swt mengutus Nabi-Nya, Muhammad saw, untuk membawa agama Islam, dakwah yang disebarkannya masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi hingga tiga tahun. Kemudian Allah memerintahkan kepada Nabi-Nya untuk menyebarkan agama Islam kepada seluruh umat manusia secara terang-terangan. Sejak saat itu, orang-orang musyrik mulai memusuhi Islam dan para pengikutnya. Mereka menganiaya orang-orang Islam yang lemah dan memusuhi orang-orang Islam yang kaya. Bahkan, orang-orang yang berkunjung ke Mekkah pasti akan mendengar teriakan orang-orang yang disiksa dan rintihan kaum lemah. Teriakan dan rintihan itu keluar dari orang-orang Muslim yang disiksa dan dianiaya karena mempertahankan agama Allah.

Dengan mata kepala sendiri, Abu Bakar melihat Bilal sedang disiksa. Bilal adalah seorang budak dari negeri Habasyah yang disiksa oleh tuannya yang bernama Umayyah bin Khalaf. Dalam keadaan telanjang, Bilal disiksa dengan cara dijemur di padang pasir kota Mekkah, kemudian di atas perutnya diletakkan batu besar. Badannya diikat dengan seutas tali, lalu dia ditarik oleh anak-anak Mekkah yang mencemooh dan mempermainkannya. Walaupun Bilal disiksa dengan sadis dan kejam, dia selalu mengucapkan kata-kata, “Ahad, Ahad” yang berarti Allah Maha Esa, Allah Maha Esa.

Peristiwa itu sangat menyentuh hati Abu Bakar. Dia segera pulang ke rumah untuk mengambil harta. Lalu dia mendatangi Umayyah bin Khalaf dan berkata kepadanya, “Juallah Bilal kepadaku.” Umayyah menjawab, “Aku menjualnya dengan harga lima uqiyah emas.” Abu Bakar pun membelinya. Setelah itu Umayyah berkata lagi, “Seandainya kamu menawarnya dengan harga satu uqiyah emas saja, aku pasti akan memberikannya padamu.” Abu Bakar menjawab, “Meski kamu menjualnya dengan harga seratus Uqiyyah emas, aku akan tetap membelinya.”

Demikianlah, Abu Bakar berpandangan bahwa sesungguhnya harta yang dimilikinya adalah milik Allah swt. Ia tidak kikir dengan harta kekayaannya. Sebaliknya, ia justru sering mendermakan hartanya kepada orang-orang muslim Mekkah, bahkan ia sering membelanjakan hartanya untuk membebaskan mereka dari siksaan kaum musyrikin. Rasulullah saw sendiri pernah bersabda tentang sosok Abu Bakar dan Bilal, “Tuanku (Abu Bakar) telah membebaskan tuanku (Bilal).” Bukan hanya Bilal saja yang telah dibeli dan dimerdekakan oleh Abu Bakar, tetapi Abu Bakar selalu mencari budak-budak yang telah masuk Islam. Lalu dia membeli mereka dengan menggunakan hartanya sendiri.

Dari sini, maka para penduduk Mekkah berkata, “Dia akan selalu membeli budak-budak Islam dengan maksud untuk membela (memerdekakan) mereka.” Mengenai pembebasan budak yang telah dilakukan oleh Abu Bakar ini, telah turun ayat Al-Qur`an yang berkaitan dengannya. Allah swt menjelaskan sosok Abu Bakar dalam firman-Nya, “Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu. Yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya. Padahal tidak ada seorangpun memberikan nikmat kepadanya yang harus dibalasnya. Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan.” (al-Lail : 17-21)

Semua orang, baik dari kaum muslimin maupun musyrikin, mengetahui bahwa perbuatan Abu Bakar dalam membelanjakan hartanya di jalan Allah bukan dilakukan karena satu tujuan duniawi ataupun untuk mendapatkan sebuah kebanggaan yang didambakan oleh banyak orang. Sifat seperti ini terdapat pada diri kaum mukminin, di antaranya adalah pada diri Abu Bakar ra..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar Anda