Suatu ketika, baginda Rasulullah saw berdiri di depan Ka`bah. Beliau membacakan ayat-ayat al-Qur`an kepada orang-orang musyrik. Mereka pun berdiri dan langsung memukul Nabi. Ketika Abu Bakar melihat peristiwa itu, dia langsung berdiri untuk membela Nabi saw. Dia berkata, “Apakah kalian akan membunuh seorang laki-laki hanya karena dia mengatakan, ‘Allah adalah Tuhanku?’”
Melihat itu, orang-orang musyrik langsung meninggalkan Nabi saw. Lalu mereka melayangkan pukulannya ke arah Abu Bakar. Namun Abu Bakar menerimanya dengan sabar, hingga wajahnya membengkak dan lebam. Orang-orang musyrik tidak lagi mengetahui mana mata dan hidung Abu Bakar. Sungguh, bentuk wajahnya sudah tidak sempurna lagi. Mereka menyangka bahwa Abu Bakar telah tewas, maka mereka pun meninggalkannya.
Bani Taim datang, lalu mereka membawa Abu Bakar ke rumahnya. Mereka bersumpah akan membunuh orang yang telah memukuli Abu Bakar ini jika Abu Bakar meninggal dunia karenanya. Abu Bakar pun tersadar, dan ketika itu hal yang pertama kali ditanyakannya adalah, “Apa yang terjadi pada diri Rasulullah?”
Kaumnya menjadi marah dengan pertanyaan Abu Bakar itu, karena mereka adalah orang-orang kafir. Mereka berkata kepada ibu Abu Bakar, “Suapilah ia dengan makanan dan berilah ia minuman.” Abu Bakar berkata, “Tidak, demi Allah, aku tidak akan minum dan merasakan satu makanan pun sampai aku mengetahui apa yang terjadi pada diri Rasulullah.” Sang ibu pun memandanginya dengan penuh perasaan sakit dan iba terhadap apa yang menimpa puteranya. Lalu sang ibu berkata, “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang menimpa sahabatmu itu.”
Abu Bakar berkata, “Pergilah ke rumah Fatimah binti Khathab, lalu tanyakanlah kepadanya apa yang terjadi pada diri Rasulullah.” Sang ibu pun keluar guna mencari Fatimah binti Khathab, walaupun sebenarnya hatinya merasa sedih karena melihat keadaan anaknya, dimana darahnya selalu mengalir dan wajahnya pun bengkak. Akhirnya, sang ibu sampai di rumah Fatimah binti Khathab. Saat itu, Fatimah menyangka bahwa wanita yang mendatanginya itu adalah mata-mata kaum Quraisy.
Sang ibu yang ingin menyenangkan hati puteranya itu berkata kepada Fatimah, “Pergilah bersamaku untuk menemui anakku.” Fatimah pun sampai di rumah Abu Bakar. Ketika melihat wajah Abu Bakar, Fatimah berteriak. Lalu dia berkata, “Aku memohon kepada Allah, semoga Allah membalas (perlakuan mereka) untukmu.”
Abu Bakar yang saat itu tidak memikirkan hal lain kecuali kondisi Rasulullah saw berkata kepada Fatimah, “Apa yang terjadi pada diri Rasulullah?” Fatimah menjawab, “Beliau dalam keadaan selamat dan sehat.” Sang ibu pun memandangi puteranya itu. Dia menginginkan agar puteranya mau minum. Sementara Abu Bakar melihat ke arah ibunya, lalu dia berkata, “Tidak, demi Allah, aku tidak akan makan dan minum sampai aku melihat baginda Rasulullah dengan mata kepalaku sendiri.”
Abu Bakar pun keluar rumah dalam keadaan sempoyongan dan tidak mampu menahan berat tubuhnya. Maka, dia berjalan sambil merangkul pundak ibunya dan Fatimah, hingga akhirnya dia sampai ke tempat Rasulullah. Hal pertama yang dilakukan oleh Abu Bakar ketika bertemu dengan Rasulullah adalah bersungkur di kedua telapak kaki beliau. Lalu dia mencium kedua telapak kaki beliau itu dan berkata, “Wahai Rasulllah, aku bersumpah, tidak ada yang menimpaku kecuali apa yang menimpa wajahku ini. Dan, ini adalah seorang ibu yang telah mengasuh anaknya dengan baik. Maka, berdoalah kepada Allah agar Dia memberikan petunjuk kepadanya.” Mendengar ucapan Abu Bakar, hati Rasulullah saw terenyuh hingga beliau pun menangis. Abu Bakar juga menangis, mereka lalu berpelukan karena terharu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar Anda