Senin, 06 April 2009

Terima Kasih Atas Tanggapannya

Terimakasih sebelumnya saya ucapkan atas tanggapan yang diberikan saudara-saudara sekalian mengenai tema yang saya lontarkan dengan judul “Apa Yang Salah….”. Memang, banyak faktor yang bisa menyebabkan munculnya fenomena tawuran antar pelajar atau mahasiswa yang sudah tidak asing lagi bagi kita. Dengan didasari atas keprihatinan kita terhadap fenomena seperti itu, maka sebagai orangtua yang peduli terhadap masa depan anak-anak kita, marilah kita berusaha untuk meminimalisir hal-hal yang kita anggap sebagai faktor-faktor penyebab munculnya fenomena tersebut. Dalam pandangan saya, faktor yang paling dominan adalah kurangnya penanaman nilai-nilai akhlak dalam diri generasi muda kita. Bila kita merujuk ke sejarah Nabi, maka kita akan mengetahui bahwa ketika masyarakat Arab sudah sampai pada tingkat ke-jahiliyah-an yang paling tinggi, Allah swt. mengutus Nabi Muhammad saw. dengan tujuan untuk menyempurnakan kembali akhlak mereka, seperti yang disebutkan dalam sabda beliau: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” Dari sini, maka saya menyimpulkan bahwa bila kita menginginkan agar fenomena tawuran (dan kenakalan remaja lainnya) tidak lagi terjadi di kalangan generasi muda kita, maka mau ga mau kita harus menjadikan penanaman nilai-nilai akhlak dalam diri mereka sebagai prioritas utama. Secara garis besar, ada dua hal yang bisa kita lakukan. Pertama, kita harus memberikan masukan kepada pemerintah (dalam hal ini Depdiknas dan Depag) agar lebih serius dalam menangani masalah ini, dengan harapan agar apa yang didapatkan oleh anak-anak kita di sekolah adalah benar-benar pendidikan (tarbiyah) dan bukan hanya sekedar pengajaran (ta’lim). Bila hal itu belum mungkin kita lakukan, maka paling tidak kita tidak melupakan hal kedua, yaitu bahwa kita harus memulai dari diri kita sendiri, seperti yang dikatakan dalam pepatah Arab: “Ibda` binafsik” (Mulailah dari diri Anda sendiri). Artinya, kita harus meningkatkan perhatian kita terhadap anak-anak kita. Bukan hanya perhatian yang bersifat maaliyah (harta), tetapi juga perhatian yang bersifat ruhaniyah (spiritual). Kita harus berusaha keras untuk menanamkan nilai-nilai akhlak ke dalam diri anak-anak kita, baik dengan cara meningkatkan pemahaman keagamaan mereka ataupun dengan memberikan suri tauladan yang baik. Saya yakin betul bahwa agama adalah ibarat akar pohon. Bila akar itu kuat, maka pohon yang ditopangnya tidak mudah tumbang oleh terpaan angin yang kencang sekalipun. Wallaahu A’lam.

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Benar sekali ustad..kynya kt perlu gerakan 'perbaikan akhlak'.bukan hanya dari adik2 kt,tetapi menyeluruh.masyarakat kt terjebak dalam rutinitas keagamaan dan meninggalkan nilai2 moral dalam ibadah.nilai2 moral itulah yg byk mempengaruhi akhlak kt..byk sekali kt jumpai 2 tipe manusia didalam masyarakat kt
    -org rajin shalat tp akhlaknya krg bgs
    -org jarang shalat tp akhlaknya bgs

    Akibat dri pemisahan antar akhlak dan ibadah..mudah2an kt semua terhindar dri 2 tipe manusia diatas.amin
    Sent from my BlackBerry

    BalasHapus

Terima kasih atas komentar Anda