Diriwayatkan dari Wahab bin Munabbih, bahwa dia berkata: “Aku pernah melihat Uskup Qisariyyah sedang thawaf (di Baitullah), maka aku pun menanyakan kepadanya tentang alasan mengapa dia masuk Islam. Dia menjawab: ‘Aku pernah naik sebuah perahu bersama sejumlah orang, karena aku ingin pergi ke sebagian kota. (Di tengah perjalanan) kapal yang kami tumpangi pecah, dan (pada saat itu) aku berpegangan pada sebuah kayu yang terus membawaku mengikuti arus ombak hingga tiga hari tiga malam. Akhirnya, ombak laut menghempaskanku ke sebuah hutan yang di dalamnya terdapat pohon-pohon yang buahnya seperti buah pohon bidara. Di dalam hutan itu juga terdapat sebuah sungai yang lurus. Aku pun meminum air (dari sungai itu) dan memakan buah-buahan tersebut. Ketika malam telah gelap, muncullah sosok yang berbadan besar dari air sungai itu. Di sekeliling orang itu ada sekelompok orang yang rupanya tidak pernah aku lihat sebelumnya. Orang itu berteriak dengan suaranya yang paling keras:
‘Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Sang Raja Yang Maha Perkasa. Muhammad adalah utusan Allah, Sang Nabi pilihan. Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah orang yang menemani Nabi dalam gua (Hira). Umar bin Khaththab adalah kunci pembuka (bagi penaklukan) sejumlah daerah (negeri). Utsman bin Affan adalah tetangga yang paling baik. Ali bin Abi Thalib adalah orang yang membinasakan orang-orang kafir. Semoga orang-orang yang membenci mereka semua akan mendapatkan laknat dari Allah, dan sesungguhnya tempat kembali bagi orang-orang seperti itu adalah neraka Jahannam, padahal neraka Jahannam adalah seburuk-buruk tempat tinggal.’ Setelah mengucapkan perkataan itu, sosok itu pun menghilang. Tetapi ketika aku telah melewati sebagian besar waktu malam, sosok itu kembali muncul bersama rekan-rekannya. Dia kembali berteriak (dengan suara keras):
‘Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Dzat Yang Maha Dekat dan Maha Mengabulkan doa. Muhammad adalah utusan Allah, Sang Nabi yang merupakan kekasih Allah. Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah orang yang sangat menaruh perhatian (kepada Nabi) dan teman sejati beliau. Umar bin Khaththab adalah (seperti) tiang yang (terbuat) dari besi. Utsman bin Affan adalah seorang yang sangat pemalu dan bijaksana. Sedangkan Ali bin Abi Thalib adalah seorang yang pemurah dan istiqamah (teguh pendiriannya).’
Kemudian salah seorang di antara mereka melihatku. Dia pun mendekatiku, lalu dia berkata: ‘Kamu berasal dari golongan jin ataukah manusia?’ Aku menjawab: ‘Manusia.’ Dia bertanya lagi: ‘Apa agamamu?’ Aku menjawab: ‘Nashrani.’ Dia berkata: ‘Masuklah kamu ke dalam agama Islam, niscaya kamu akan selamat! Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam?’ Aku pun bertanya kepadanya: ‘Siapa orang yang berbadan besar dan berseru itu?’ Dia menjawab: ‘Dia adalah At-Tayyar, malaikat penjaga laut. Itu adalah kebiasaan yang dilakukannya setiap hari di laut.’
Dia berkata lagi: ‘Besok, akan lewat ke hadapanmu sejumlah orang yang berkendaraan. Berteriaklah kamu kepada mereka atau berilah isyarat kepada mereka agar mereka mau membawamu ke negeri yang penduduknya beragama Islam!’ Esok harinya, lewatlah ke hadapanku sejumlah orang yang berkendaraan. Aku pun memberi isyarat kepada mereka. Mereka adalah orang-orang Nashrani, maka mereka pun membawaku. (Di tengah perjalanan) aku menceritakan kepada mereka tentang kisah yang aku alami. Maka, mereka semua pun masuk Islam sebagaimana aku juga masuk Islam. Aku berjanji kepada Allah swt. untuk tidak menyembunyikan peristiwa itu.’”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas komentar Anda