Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Pak Ustadz, bagaimana kabarnya? Maaf sudah mengganggu, saya ingin curhat masalah rumah tangga saya. Saya sudah 6 tahun menikah dan dikaruniai 1 anak laki-laki usia 3 tahun . Pada bulan November tahun 2009 suami saya ketahuan selingkuh dengan seorang gadis. Sewaktu ditanya, ternyata sudah 5 bulan mereka berhubungan. Tetapi pada bulan November itu, suami saya berjanji akan memutuskan hubungannya. Saya pun menemui gadis itu, dan dia pun menyetujuinya. Menurutnya, dia mau berhubungan dengan suami saya karena katanya tinggal menunggu surat cerai, padahal waktu itu rumah tangga kami tidak ada apa-apa.
Setelah ditelusuri, ternyata hubungan mereka masih berlanjut sampai bulan Mei 2010 tahun ini. Sakit sekali hati ini, Pak Ustadz, karena saya sudah 2 kali diselingkuhi. Yang pertama dulu waktu sudah tunangan, suami saya selingkuh. Tapi saya memaafkannya, dan kami pun menikah. Setelah bulan Mei itu, hati saya selalu diselimuti dengan ketidakpercayaan terhadap suami saya. Hati saya selalu tidak tenang, ditambah lagi sikap suami yang tertutup dan selalu pulang malam. Hp-nya pun selalu disembunyikan, hingga bertambahlah rasa curiga saya terhadap suami.
Semua itu mencapai klimaksnya pada bulan November lalu. Saya akhirnya pulang ke rumah orangtua, lalu saya menceritakan semuanya kepada orangtua. Jadi sudah hampir 2 bulan saya berada di rumah orangtua. Yang saya bingungkan sekarang adalah, saya ingin kembali kepada suami tetapi keluarga saya tetap kekeuh agar saya bercerai dengan suami. Semua itu karena suami pernah berjanji tidak akan mengulangi semua kesalahannya, namun ternyata dia mengingkarinya. Bagaimana ini, Pak Ustadz. Tolong saya, bagaimana saya harus berbuat? Saya bingung bagaimana menghadapi keluarga saya? Saya minta solusi dari Pak Ustadz, dan apakah tidak salah jika saya kembali lagi kepada suami? Terimakasih atas perhatian dan waktunya. Semoga ALLAH membalas semua kebaikan Pak Ustadz, amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
X-…
Jawaban:
Wa’alaikumussalam Wr. Wb.
Saudari X yang saya hormati, sebelumnya saya mohon maaf atas keterlambatan jawaban yang saya berikan. Saya juga turut prihatin atas masalah yang Anda hadapi. Mudah-mudahan ALLAH memberikan jalan keluar yang terbaik, dan mudah-mudahan ALLAH membuka mata hati suami Anda, amin.
Menyikapi masalah yang Anda hadapi, sebaiknya anda cepat mengambil langkah-langkah ishlah / perbaikan. Jangan berlarut-larut membiarkannya dengan cara tinggal di rumah orangtua tanpa mau menjalin komunikasi dengan suami, karena hal itu justru akan menambah runyam masalah. Nampaknya bahtera rumah tangga Anda masih bisa diselamatkan, karena seperti yang Anda katakan, Anda ingin kembali lagi kepada suami. Mudah-mudahan suami Anda juga memiliki keinginan yang sama. Bila memang demikian adanya, maka kendala hanya ada pada orangtua Anda. Saya kira hal itu tidak terlalu sulit bila Anda berdua telah berkomitmen untuk memperbaiki keadaan yang ada.
Sebagai wanita, Anda memang berhak untuk menuntut cerai bila suami selingkuh dengan wanita lain, sebagaimana Anda juga boleh menuntut cerai bila ternyata suami menikah lagi sementara Anda tidak mau dimadu. Itu hak Anda! Dan inilah yang dijadikan alasan orangtua Anda agar Anda bercerai saja dengan suami. Tapi menurut saya, alangkah egoisnya Anda bila Anda cepat mengambil langkah seperti itu sementara ada kemungkinan lain yang mungkin lebih baik, terutama untuk masa depan anak Anda. Karena itu, singkirkanlah rasa egois itu dan cobalah membicarakan masalah ishlah itu dengan suami sebelum Anda membicarakannya dengan orangtua. Bicaralah dengan logika dan berusahalah semaksimal mungkin untuk tidak menggunakan emosi, karena emosi tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Buatlah komitmen baru dan mintalah suami untuk berjanji tidak mengulangi hal serupa. Tekankan kepada suami masalah masa depan anak, seperti dengan menanyakan kepadanya: "Menurutmu apa yang terbaik untuk anak kita, bukan terbaik untukku ataupun untukmu?" Saya yakin bila dalam masalah seperti itu, seorang suami atau isteri mau menggunakan logika dan mengenyampingkan hawa nafsu, emosi, ataupun perasaannya, pasti dia akan mengutamakan kepentingan anaknya daripada kepentingan dirinya sendiri.
Seperti yang pernah saya jelaskan dalam konsultasi serupa, sebagai wanita Anda harus bersikap tegas dalam menghadapi masalah seperti yang sedang Anda hadapi sekarang. Jangan terkesan sebagai wanita lemah yang mudah dipermainkan suami sehingga suami mudah sekali mengingkari janjinya. Katakan kepadanya dengan nada sedikit mengancam: "Bila terulang kembali, aku tidak mau bersatu lagi." Jangan takut, itu hanya gertakan. Mudah-mudahan suami akan berfikir 1000 kali bila ingin mengulangi kesalahan serupa.
Bila suami benar-benar mau berjanji dan membuat komitmen baru, barulah Anda mengutarakan kepada orangtua tentang niatan Anda untuk kembali kepada suami. Bila perlu, ajaklah suami untuk membantu menjelaskan masalah itu kepada orangtua. Dengan cara seperti itu, saya yakin hati orangtua Anda akan luluh. Namun bila ternyata suami lebih mengutamakan kepentingannya sendiri dan lebih memilih berpisah, maka yakinlah bahwa mungkin itulah yang terbaik untuk Anda dan juga anak Anda. Jangan bersedih karena di balik semua itu pasti ada hikmah. Jangan lupa, sebelum Anda mngikuti saran saya tersebut, alangkah baiknya bila Anda beristikharah terlebih dahulu guna memohon petunjuk ALLAH swt.. Wallahu a'lam.
aku turut prihatin semoga allah membukakan pintu taubat buat suamimu...
BalasHapus