Minggu, 31 Mei 2009

Nasehat Seorang Ibu Untuk Puterinya

Seorang wanita badui pernah menasehati puterinya pada malam pernikahan puterinya itu. Dia berkata (kepada puterinya): “Wahai puteriku, sesungguhnya jika kamu meninggalkan wasiat (nasehat)ku karena kamu merasa pintar, berpendidikan tinggi dan memiliki status yang terhormat, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya nasehat itu akan meninggalkan dirimu dan menyingkir darimu. Tetapi ingatlah, bahwa sesungguhnya nasehat merupakan alat untuk mengingatkan kembali orang yang berakal (pintar) dan menggugah (menyadarkan) orang yang lalai. Wahai puteriku, sesungguhnya kamu akan meninggalkan lingkungan tempat kamu dibesarkan menuju ke rumah yang belum kamu kenal, bersama seorang pendamping yang juga belum kamu kenal wataknya. Semua yang menjadi miliknya akan menjadi milikmu. Maka, jadilah engkau budak perempuan baginya, niscaya dia akan menjadi budak laki-lakimu. Peliharalah sepuluh pekerti berikut ini, niscaya kamu akan memiliki derajat dan kedudukan tinggi di matanya!

Pertama dan kedua: Pergaulilah dia dengan sikap qana’ah (sikap menerima dengan puas apa yang diberikan kepadamu), mendengarkan dengan baik perkataannya dan mematuhi perintahnya, karena sesungguhnya sikap qana’ah dapat menyenangkan hati suami, sedangkan sikap mau mendengarkan dengan baik perkataan suami dan menaati perintahnya merupakan sikap yang dicintai Tuhan.

Ketiga dan keempat: Perhatikanlah pandangan mata dan penciumannya, jangan sampai kedua matanya melihat pemandangan yang buruk dari dirimu dan jangan sampai hidungnya mencium bau dari dirimu kecuali bau yang terharum. Ketahuilah, wahai puteriku, air (wudhu`) adalah hal terbaik yang tidak terlihat, sedangkan celak mata adalah hal terbaik yang dapat dilihat.

Kelima dan keenam: Perhatikanlah waktu makan dan waktu tidurnya, karena sesungguhnya rasa lapar dapat memancing emosi dan kondisi kurang tidur dapat membuatnya cepat marah.

Ketujuh dan kedelapan: Jagalah hartanya dan berikan perhatian kepada keluarga dan familinya, karena sesungguhnya menjaga harta suami merupakan bagian dari upaya untuk menghargai suami dengan baik, sementara perhatian kepada keluarga dan famili suami merupakan bagian dari upaya untuk mengatur rumah tangga dengan baik.

Kesembilan dan kesepuluh: Jangan kamu membuka rahasianya dan jangan membangkang terhadap perintahnya. Jika kamu membuka rahasianya, maka dirimu tidak akan aman dari pengkhianatannya. Jika kamu membangkang terhadap perintahnya, maka berarti kamu telah mengobarkan api kemarahannya. Hindarilah sikap gembira di hadapannya ketika dia sedang bersedih, dan hindarilah sikap bersedih di hadapannya ketika dia sedang bergembira, karena sesungguhnya sikap pertama merupakan sebuah kekurangan, sedangkan sikap kedua merupakan sesuatu yang dapat mengeruhkan suasana. Ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak akan sampai pada semua itu sampai kamu benar-benar mengutamakan keinginannya di atas keinginanmu sendiri dan mengutamakan keridhaannya di atas keridhaanmu sendiri, baik pada hal-hal yang kamu sukai ataupun kamu benci.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar Anda