Pada bagian conversation kali ini, kita akan belajar bagaimana bertanya kepada seseorang apa yang dia lakukan. Sedangkan pada bagian grammer, kita akan mengulang kembali grammer yang diajarkan pada pelajaran sebelumnya tetapi dengan tambahan beberapa kata kerja lainnya. Anda diharapkan mengisi bagian-bagian yang kosong sambil menghapal perubahan kata kerja sesuai perubahan subyeknya….
Untuk mendownload pelajaran keempat, klik judul tulisan
Minggu, 31 Mei 2009
Nasehat Seorang Ibu Untuk Puterinya
Seorang wanita badui pernah menasehati puterinya pada malam pernikahan puterinya itu. Dia berkata (kepada puterinya): “Wahai puteriku, sesungguhnya jika kamu meninggalkan wasiat (nasehat)ku karena kamu merasa pintar, berpendidikan tinggi dan memiliki status yang terhormat, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya nasehat itu akan meninggalkan dirimu dan menyingkir darimu. Tetapi ingatlah, bahwa sesungguhnya nasehat merupakan alat untuk mengingatkan kembali orang yang berakal (pintar) dan menggugah (menyadarkan) orang yang lalai. Wahai puteriku, sesungguhnya kamu akan meninggalkan lingkungan tempat kamu dibesarkan menuju ke rumah yang belum kamu kenal, bersama seorang pendamping yang juga belum kamu kenal wataknya. Semua yang menjadi miliknya akan menjadi milikmu. Maka, jadilah engkau budak perempuan baginya, niscaya dia akan menjadi budak laki-lakimu. Peliharalah sepuluh pekerti berikut ini, niscaya kamu akan memiliki derajat dan kedudukan tinggi di matanya!
Pertama dan kedua: Pergaulilah dia dengan sikap qana’ah (sikap menerima dengan puas apa yang diberikan kepadamu), mendengarkan dengan baik perkataannya dan mematuhi perintahnya, karena sesungguhnya sikap qana’ah dapat menyenangkan hati suami, sedangkan sikap mau mendengarkan dengan baik perkataan suami dan menaati perintahnya merupakan sikap yang dicintai Tuhan.
Ketiga dan keempat: Perhatikanlah pandangan mata dan penciumannya, jangan sampai kedua matanya melihat pemandangan yang buruk dari dirimu dan jangan sampai hidungnya mencium bau dari dirimu kecuali bau yang terharum. Ketahuilah, wahai puteriku, air (wudhu`) adalah hal terbaik yang tidak terlihat, sedangkan celak mata adalah hal terbaik yang dapat dilihat.
Kelima dan keenam: Perhatikanlah waktu makan dan waktu tidurnya, karena sesungguhnya rasa lapar dapat memancing emosi dan kondisi kurang tidur dapat membuatnya cepat marah.
Ketujuh dan kedelapan: Jagalah hartanya dan berikan perhatian kepada keluarga dan familinya, karena sesungguhnya menjaga harta suami merupakan bagian dari upaya untuk menghargai suami dengan baik, sementara perhatian kepada keluarga dan famili suami merupakan bagian dari upaya untuk mengatur rumah tangga dengan baik.
Kesembilan dan kesepuluh: Jangan kamu membuka rahasianya dan jangan membangkang terhadap perintahnya. Jika kamu membuka rahasianya, maka dirimu tidak akan aman dari pengkhianatannya. Jika kamu membangkang terhadap perintahnya, maka berarti kamu telah mengobarkan api kemarahannya. Hindarilah sikap gembira di hadapannya ketika dia sedang bersedih, dan hindarilah sikap bersedih di hadapannya ketika dia sedang bergembira, karena sesungguhnya sikap pertama merupakan sebuah kekurangan, sedangkan sikap kedua merupakan sesuatu yang dapat mengeruhkan suasana. Ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak akan sampai pada semua itu sampai kamu benar-benar mengutamakan keinginannya di atas keinginanmu sendiri dan mengutamakan keridhaannya di atas keridhaanmu sendiri, baik pada hal-hal yang kamu sukai ataupun kamu benci.”
Pertama dan kedua: Pergaulilah dia dengan sikap qana’ah (sikap menerima dengan puas apa yang diberikan kepadamu), mendengarkan dengan baik perkataannya dan mematuhi perintahnya, karena sesungguhnya sikap qana’ah dapat menyenangkan hati suami, sedangkan sikap mau mendengarkan dengan baik perkataan suami dan menaati perintahnya merupakan sikap yang dicintai Tuhan.
Ketiga dan keempat: Perhatikanlah pandangan mata dan penciumannya, jangan sampai kedua matanya melihat pemandangan yang buruk dari dirimu dan jangan sampai hidungnya mencium bau dari dirimu kecuali bau yang terharum. Ketahuilah, wahai puteriku, air (wudhu`) adalah hal terbaik yang tidak terlihat, sedangkan celak mata adalah hal terbaik yang dapat dilihat.
Kelima dan keenam: Perhatikanlah waktu makan dan waktu tidurnya, karena sesungguhnya rasa lapar dapat memancing emosi dan kondisi kurang tidur dapat membuatnya cepat marah.
Ketujuh dan kedelapan: Jagalah hartanya dan berikan perhatian kepada keluarga dan familinya, karena sesungguhnya menjaga harta suami merupakan bagian dari upaya untuk menghargai suami dengan baik, sementara perhatian kepada keluarga dan famili suami merupakan bagian dari upaya untuk mengatur rumah tangga dengan baik.
Kesembilan dan kesepuluh: Jangan kamu membuka rahasianya dan jangan membangkang terhadap perintahnya. Jika kamu membuka rahasianya, maka dirimu tidak akan aman dari pengkhianatannya. Jika kamu membangkang terhadap perintahnya, maka berarti kamu telah mengobarkan api kemarahannya. Hindarilah sikap gembira di hadapannya ketika dia sedang bersedih, dan hindarilah sikap bersedih di hadapannya ketika dia sedang bergembira, karena sesungguhnya sikap pertama merupakan sebuah kekurangan, sedangkan sikap kedua merupakan sesuatu yang dapat mengeruhkan suasana. Ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak akan sampai pada semua itu sampai kamu benar-benar mengutamakan keinginannya di atas keinginanmu sendiri dan mengutamakan keridhaannya di atas keridhaanmu sendiri, baik pada hal-hal yang kamu sukai ataupun kamu benci.”
Jumat, 22 Mei 2009
Salah Satu Tanda Kekuasaan Allah
Imam Syafi’i pernah ditanya: “Apa dalil (bukti) yang menunjukkan adanya Sang Pencipta?” Beliau pun menjawab: “Daun pohon besaran (murbei). Bukankah menurut kalian, antara satu daun dengan daun yang lain memiliki rasa, warna dan bau yang sama?” Mereka (orang-orang non-Muslim) menjawab: Ya.” Beliau berkata lagi: “Tetapi mengapa bila daun itu dimakan ulat sutera maka ia akan menghasilkan benang sutera, bila dimakan lebah maka ia akan menghasilkan madu, bila dimakan domba maka ia akan menghasilkan kotoran, dan bila dimakan oleh kijang maka ia akan menghasilkan minyak misk (kasturi)? Lalu siapakah yang menciptakan barang-barang tersebut padahal barang-barang itu berasal dari barang yang sama?”
Mereka pun terkagum-kagum dan menganggap indah penjelasan tersebut, lalu mereka masuk Islam di hadapan sang imam. (Mereka semua berjumlah 17 orang) Imam Syafi’i memahami makna ini dari firman Allah swt.: “Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanam-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya.” (QS. Ar-Ra’d [13]: 4)
Mereka pun terkagum-kagum dan menganggap indah penjelasan tersebut, lalu mereka masuk Islam di hadapan sang imam. (Mereka semua berjumlah 17 orang) Imam Syafi’i memahami makna ini dari firman Allah swt.: “Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanam-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya.” (QS. Ar-Ra’d [13]: 4)
Selasa, 19 Mei 2009
Rela Berbagi Meski Dalam Keadaan Sulit
Setelah masuk Islam, Ikrimah bersumpah, “Demi Dzat yang telah menyelamatkanku di saat perang Badar.” Ia bersyukur kepada Tuhannya karena ia tidak mati terbunuh dalam perang Badar. Ia masih tetap hidup sampai akhirnya Allah pun memuliakannya dengan Islam. Ia selalu membawa Mushaf sambil menangis, “Kitab Tuhanku, kitab Tuhanku.”
Pada saat perang Yarmuk meletus dengan hebatnya dan pasukan Romawi hampir mengalahkan pasukan Islam, maka singa yang buas, Ikrimah, pun bangkit dan berkata, “Minggirlah wahai Khalid bin Walid, biarkan aku menebus apa yang telah aku dan ayahku lakukan. Dulu aku memusuhi Rasulullah saw. Apakah sekarang aku akan lari dari pasukan Romawi? Demi Allah tidak, selamanya tidak akan terjadi!”
Ikrimah berteriak, “Siapakah yang akan membaiatku untuk mati?”
Pamannya, Harits bin Hisyam, dan juga Dhirar bin Al-Azwar berdiri untuk membaiatnya. Ikut bersama mereka empat ratus pasukan muslim. Mereka memasuki arena peperangan hingga mereka dapat mengalahkan pasukan Romawi, dan Allah pun memberikan kemenangan dan kemuliaan bagi pasukan-Nya.
Perang pun selesai. Ikrimah tegeletak terkena tujuh puluh tikaman di dadanya. Sedang di sampingnya adalah Al-Harits bin Hisyam dan Ayyasy bin Abi Rabi’ah. Al-Harits memanggil-manggil meminta air. Namun ia melihat Ikrimah sangat kehausan, maka ia berkata, “Berikanlah air itu pada Ikrimah.” Ikrimah melihat Ayyasy bin Abi Rabi’ah juga sangat kehausan. Ia berkata, “Berikanlah air itu pada Ayyasy.” Ketika air hampir diberikan, Ayyasy sudah tidak bernyawa. Para pemberi air dengan cepat menuju Ikrimah dan Al-Harits, namun keduanya pun sudah tiada. Subhaanallaah!!!
Pada saat perang Yarmuk meletus dengan hebatnya dan pasukan Romawi hampir mengalahkan pasukan Islam, maka singa yang buas, Ikrimah, pun bangkit dan berkata, “Minggirlah wahai Khalid bin Walid, biarkan aku menebus apa yang telah aku dan ayahku lakukan. Dulu aku memusuhi Rasulullah saw. Apakah sekarang aku akan lari dari pasukan Romawi? Demi Allah tidak, selamanya tidak akan terjadi!”
Ikrimah berteriak, “Siapakah yang akan membaiatku untuk mati?”
Pamannya, Harits bin Hisyam, dan juga Dhirar bin Al-Azwar berdiri untuk membaiatnya. Ikut bersama mereka empat ratus pasukan muslim. Mereka memasuki arena peperangan hingga mereka dapat mengalahkan pasukan Romawi, dan Allah pun memberikan kemenangan dan kemuliaan bagi pasukan-Nya.
Perang pun selesai. Ikrimah tegeletak terkena tujuh puluh tikaman di dadanya. Sedang di sampingnya adalah Al-Harits bin Hisyam dan Ayyasy bin Abi Rabi’ah. Al-Harits memanggil-manggil meminta air. Namun ia melihat Ikrimah sangat kehausan, maka ia berkata, “Berikanlah air itu pada Ikrimah.” Ikrimah melihat Ayyasy bin Abi Rabi’ah juga sangat kehausan. Ia berkata, “Berikanlah air itu pada Ayyasy.” Ketika air hampir diberikan, Ayyasy sudah tidak bernyawa. Para pemberi air dengan cepat menuju Ikrimah dan Al-Harits, namun keduanya pun sudah tiada. Subhaanallaah!!!
Minggu, 17 Mei 2009
Pelajaran Kedua (Bahasa Arab)
Ad-Dars Ats-Tsani (Pelajaran Kedua)
Sebelum memulai pelajaran kedua ini, Anda diharapkan mengulang kembali conversation (percakapan) pelajaran pertama dan mempraktekkannya dengan teman, isteri, anak atau saudara. Agar Anda lebih terbantu dalam menghapal kosakata ataupun percakapan yang telah diajarkan, alangkah baiknya bila Anda mencatat kosakata atau percakapan tersebut dalam sebuah kertas, lalu Anda menempelkannya pada dinding kamar tidur atau ruang keluarga sehingga Anda dapat melihatnya setiap saat.
Pada bagian conversation pelajaran kedua ini, Anda akan dilatih untuk menggunakan kata tanya “ هل “ (apakah), sebuah pertanyaan yang sifatnya yes/no question. Pada bagian ini, Anda sengaja diingatkan kembali tentang grammer yang telah diajarkan pada pelajaran pertama.
Sedangkan pada bagian grammer, Anda akan belajar tentang isim isyaarah (kata tunjuk) “ هذا هذه “ (ini). Bila ada kosakata yang tidak disebutkan artinya, maka berarti kosakata tersebut telah disebutkan pada pelajaran sebelumnya.
Untuk mendownload pelajaran kedua, klik judul tulisan ini
Sebelum memulai pelajaran kedua ini, Anda diharapkan mengulang kembali conversation (percakapan) pelajaran pertama dan mempraktekkannya dengan teman, isteri, anak atau saudara. Agar Anda lebih terbantu dalam menghapal kosakata ataupun percakapan yang telah diajarkan, alangkah baiknya bila Anda mencatat kosakata atau percakapan tersebut dalam sebuah kertas, lalu Anda menempelkannya pada dinding kamar tidur atau ruang keluarga sehingga Anda dapat melihatnya setiap saat.
Pada bagian conversation pelajaran kedua ini, Anda akan dilatih untuk menggunakan kata tanya “ هل “ (apakah), sebuah pertanyaan yang sifatnya yes/no question. Pada bagian ini, Anda sengaja diingatkan kembali tentang grammer yang telah diajarkan pada pelajaran pertama.
Sedangkan pada bagian grammer, Anda akan belajar tentang isim isyaarah (kata tunjuk) “ هذا هذه “ (ini). Bila ada kosakata yang tidak disebutkan artinya, maka berarti kosakata tersebut telah disebutkan pada pelajaran sebelumnya.
Untuk mendownload pelajaran kedua, klik judul tulisan ini
Rabu, 13 Mei 2009
Bahasa Arab (Pelajaran Kesatu)
Pada pelajaran pertama ini, kita akan belajar tentang adh-dhamaa`ir al-munfashilah (kata ganti yang terpisah). Bila Anda merasa kesulitan untuk menghafal istilah tersebut dalam bahasa Arab, maka Anda tidak perlu menghafalnya. Anda cukup menghafalnya dalam bahasa Indonesia (yaitu kata ganti). Anda dapat mendownload file pelajaran pertama pada bagian lampiran (attachment). Pelajaran pertama ini (demikian pula dengan pelajaran-pelajaran berikutnya) terdiri dari 4 bagian, yaitu muhadatsah (conversation) sederhana, qawaa`id (grammer) sederhana, tarjamah (terjemah) sederhana dan mufradaat (vocabulary). Bagian conversation sengaja saya letakkan di bagian paling depan dengan tujuan agar Anda mau membaca dan mempraktekkannya dengan teman, saudara, isteri atau anak, setiap kali Anda akan memulai pelajaran, atau bila perlu setiap hari. Praktek conversation merupakan hal yang sangat penting, karena bila seseorang belajar bahasa apapun, tapi dia tidak mau mempraktekkannya melalui conversation, maka hasilnya tidak maksimal. Untuk tahap awal, Anda diharapkan untuk membaca setiap kata dengan mematikan huruf terakhirnya, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan Anda, terutama bagi Anda yang masih tergolong pemula. Pada bagian tarjamah (terjemah), Anda akan dilatih untuk menerjemahkan ke dalam bahasa Arab sedikit demi sedikit. Bila ada kesulitan, serta bila ada saran atau kritikan, Anda dapat menghubungi saya melalui email: fatkhurozi@gmail.com atau abunabilazahra@yahoo.com. Anda juga dapat menghubungi saya melalui Facebook (Fatkhurozi Khafas), Yahoo Messenger (abunabilazahra@yahoo.com)dan twister (abunabilazahra@yahoo.com), bila saya sedang online. Untuk mendownload file pelajaran kesatu ini, klik judul tulisan!
Kamis, 07 Mei 2009
3 Hal Yang Mengantar Mayyit
Rasulullah saw. Bersabda:
"Ada tiga hal yang akan mengikuti (mengantar) orang yang meninggal dunia; yang dua akan kembali lagi sementara yang tetap menemaninya hanya satu. Tiga hal yang mengantar orang yang meninggal itu adalah keluarganya, hartanya dan amal perbuatannya. Keluarga dan harta akan kembali lagi (ke tempat masing-masing), sementara amal perbuatannya akan tetap bersamanya.” (HR. Muslim, Tirmidzi, Nasa`i dan Ahmad)
Hadits ini mengingatkan kita bahwa tidak ada yang dapat membantu kita di alam barzakh (alam setelah kematian) nanti, kecuali hanya amal perbuatan kita di dunia. Harta -sebanyak apapun harta itu- dan keluarga –secinta apapun mereka kepada kita- tidak akan menemani dan tidak dapat membantu kita di alam kubur. Karena itu, maka marilah kita memperbanyak amal shaleh kita, baik amal yang berkaitan dengan aspek vertikal (ibadah) ataupun aspek sosial (membantu orang yang membutuhkan, memperhatikan kepentingan umat Islam dan lain-lain). Sebab, kematian pasti akan datang menjemput kita, dan kita tidak tahu kapan kematian itu akan datang. Ia tidak hanya datang kepada orang-orang yang sedang sakit saja, melainkan juga datang kepada orang-orang yang sehat wal ‘afiat. Ia tidak hanya datang kepada orang-orang yang miskin saja, melainkan juga datang kepada orang-orang yang kaya. Ia tidak hanya datang kepada orang-orang yang usianya sudah berkepala 6 atau 7 saja, melainkan juga datang kepada orang-orang yang masih muda, bahkan anak-anak. Marilah kita tanamkan dalam benak kita pertanyaan-pertanyaan berikut ini: “Apakah besok kita masih diberi kesempatan oleh Allah untuk hidup?? Apakah kita sudah siap untuk menghadapi kematian? Bekal apa yang sudah kita persiapkan untuk menghadap Dzat Yang Maha Mengetahui (apa yang telah kita lakukan di dunia)?”
"Ada tiga hal yang akan mengikuti (mengantar) orang yang meninggal dunia; yang dua akan kembali lagi sementara yang tetap menemaninya hanya satu. Tiga hal yang mengantar orang yang meninggal itu adalah keluarganya, hartanya dan amal perbuatannya. Keluarga dan harta akan kembali lagi (ke tempat masing-masing), sementara amal perbuatannya akan tetap bersamanya.” (HR. Muslim, Tirmidzi, Nasa`i dan Ahmad)
Hadits ini mengingatkan kita bahwa tidak ada yang dapat membantu kita di alam barzakh (alam setelah kematian) nanti, kecuali hanya amal perbuatan kita di dunia. Harta -sebanyak apapun harta itu- dan keluarga –secinta apapun mereka kepada kita- tidak akan menemani dan tidak dapat membantu kita di alam kubur. Karena itu, maka marilah kita memperbanyak amal shaleh kita, baik amal yang berkaitan dengan aspek vertikal (ibadah) ataupun aspek sosial (membantu orang yang membutuhkan, memperhatikan kepentingan umat Islam dan lain-lain). Sebab, kematian pasti akan datang menjemput kita, dan kita tidak tahu kapan kematian itu akan datang. Ia tidak hanya datang kepada orang-orang yang sedang sakit saja, melainkan juga datang kepada orang-orang yang sehat wal ‘afiat. Ia tidak hanya datang kepada orang-orang yang miskin saja, melainkan juga datang kepada orang-orang yang kaya. Ia tidak hanya datang kepada orang-orang yang usianya sudah berkepala 6 atau 7 saja, melainkan juga datang kepada orang-orang yang masih muda, bahkan anak-anak. Marilah kita tanamkan dalam benak kita pertanyaan-pertanyaan berikut ini: “Apakah besok kita masih diberi kesempatan oleh Allah untuk hidup?? Apakah kita sudah siap untuk menghadapi kematian? Bekal apa yang sudah kita persiapkan untuk menghadap Dzat Yang Maha Mengetahui (apa yang telah kita lakukan di dunia)?”
Jumat, 01 Mei 2009
Akrablah Dengan Al Qur’an
Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah
(Al Qur’an) maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan
akan dilipatgandakan dengan sepuluh kali lipat." (HR Tarmidzi)
Dalam artikel suatu koran ibu kota diberitakan suatu group pengajian memulai gerakan wakaf al-Qur’an. Group ini mencari wakif al-Qur’an untuk lembaga atau group pengajian di pesantren, madrasah, masjid dan semacamnya. Mereka prihatin karena menenggarai lembaga pengajian semacam itu kekurangan al-Qur’an dan mereka membutuhkan banyak sekali. Sebagai Kitabullah yang harus dipelajari dan dibaca oleh umat muslim tidaklah berlebihan kiranya kalau kita juga turut prihatin atas keadaan ini, maka langkah dari group pencari wakif ini patutlah mendapat apresiasi. Keadaan ini amatlah ironis. Terutama ketika kita menjumpai Al Qur’an tersusun rapi di rak-rak buku di rumah seakan-akan tidak pernah disentuh oleh pemiliknya atau hanya dikeluarkan dari raknya ketika tahlilan berlangsung. Pada diskusi tentang al-Qur’an yang diadakan oleh suatu Majlis Taklim baru-baru ini, diakui adanya kekhawatiran akan buku-buku Yasin yang disusun secara praktis untuk tahlilan dalam huruf Latin itu dapat melemahkan niatan kaum Muslim (terutama diperkotaan) untuk membaca dan mengkaji al-Qur’an. Apalagi ketika ayat al-Qur’an yang ditulis dalam huruf Latin itu dibaca oleh mereka yang tidak pernah mempelajari al- Qur’an, maka kemungkinan salah eja akan besar sekali. Seperti layaknya berlaku bagi bahasa-bahasa lain, salah eja memungkinkan suatu kata itu menjadi lain artinya atau bahkan tak bermakna. Apa yang dilakukan dalam tahlilan dengan cara seperti itu apakah kemudian menjadi sia-sia. Tidak juga. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya segala amal itu ditinjau dari niatnya dan setiap orang akan diganjar sesuai dengan apa yang ia niatkan.”. Dari amal shaleh dengan membaca Surah Yasin tadi kita akan mendapatkan pahala. Akan tetapi apabila kita mengikuti Hadits pada awal tulisan ini, kiranya kita kehilangan kesempatan mendapat satu kebaikan dari setiap satu huruf dalam al-Qur’an yang kita baca, dimana satu kebaikan tadi akan dilipat gandakan sepuluh kali lipat. Maka tidaklah berkelebihan, atas alasan apapun kita patut bersegera akrab dengan al-Qur’an dengan cara membacanya dan memahami isi kandungan ayat-ayatnya. Lain tidak untuk mendapatkan ridha Allah.
KANDUNGAN AL-QUR’AN. Yang dikemukakan di atas barulah sebagian kecil dari barokah Allah yang bakal kita dapat dari membaca dan mengkaji al-Qur’an(Surah Shaad QS 39: 29), karena al-Qur’an mempunyai makna yang lebih dalam kehidupan kita. Ia merupakan petujuk dalam mengarungi kehidupan di dunia yang fana yang penuh godaan ini.
Al-Qur’an adalah Kitab Suci yang berisi firman Allah swt yang telah diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw, mengandung petunjuk bagi umat manusia. Diturunkan untuk menjadi pegangan bagi mereka yang ingin mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam Surah al-Baqarah QS 2:2 dijelaskan bahwa al-Qur’an adalah petunjuk bagi orang yang bertakwa, yaitu mereka yang memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.Wahyu pertama al-Qur’an diturunkan pada suatu malam menjelang akhir Ramadhan kepada Nabi Muhammad saw dalam usianya yang ke-empat puluh. Ketika itu beliau tengah melakukan tahannuts (menyendiri) di dalam gua Hira. Datang kepadanya seorang malaikat dalam rupa manusia. Malaikat itu mendekap beliau kemudian melepaskannya dan berkata kepadanya, “Bacalah”. Beliau menjawab, “Aku tidak dapat membaca.” Hal ini dilakukan sampai tiga kali, kemudian malaikat berkata: “Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan!” Awal wahyu ini adalah merupakan ayat kesatu dari Surah al-Alaq. Ulama sepakat bahwa wahyu al-Qur’an pertama adalah 5 (lima) ayat pertama surah ini. Allah menciptakan manusia dari segumpal darah. Allah Yang Maha Pemurah mengajarkan dengan pena (tulisan) hal-hal yang diketahui manusia sebelumnya, yakni dengan sarana dan usaha mereka. Dia juga mengajar manusia (tanpa pena) apa yang belum diketahui sebelumnya. Pada awal surah ini Allah memperkenalkan diri sebagai Yang Maha Kuasa, Maha Mengetahui dan Maha Pemurah. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu. Manakala kita berupaya belajar dan mengkaji al-Qur’an, Allah pasti akan membantu. Namun Allah tahu betul sifat manusia ciptaan-Nya. Oleh karena itu dalam Surah al-Qamar 54: 17; 22; 32; 40 sebanyak empat kali Allah swt memerintahkan kita untuk mempelajari al-Qur’an dengan nada bertanya “Walaqod yassarnaa al qur’ana lildzikri fahal mimmudzakir.
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?”
Jadi al-Qur’an telah dibuat mudah sehingga kita tidak mempunyai alasan untuk tidak mampu mempelajarinya. Untuk bisa memahami kandungan al-Qur’an, kita perlu mempelajarinya. Di bagian lain web ini disampaikan mengenai kemudahan mempelajari al Qur’an karena berbagai alasan antara lain bahwa 40% kata bahasa Indonesai berasal dari bahasa Arab. Belajar dimulai dengan membaca dan kemudian mengartikannya (menterjemahkannya dalam bahasa ibu kita). Yang diperlukan kemudian adalah kemauan dan tekad yang kuat dalam memenuhi perintah Allah swt. Wallahu’alam. (Ditulis oleh H. D. Hidajat al Bantaniy)
(Al Qur’an) maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan
akan dilipatgandakan dengan sepuluh kali lipat." (HR Tarmidzi)
Dalam artikel suatu koran ibu kota diberitakan suatu group pengajian memulai gerakan wakaf al-Qur’an. Group ini mencari wakif al-Qur’an untuk lembaga atau group pengajian di pesantren, madrasah, masjid dan semacamnya. Mereka prihatin karena menenggarai lembaga pengajian semacam itu kekurangan al-Qur’an dan mereka membutuhkan banyak sekali. Sebagai Kitabullah yang harus dipelajari dan dibaca oleh umat muslim tidaklah berlebihan kiranya kalau kita juga turut prihatin atas keadaan ini, maka langkah dari group pencari wakif ini patutlah mendapat apresiasi. Keadaan ini amatlah ironis. Terutama ketika kita menjumpai Al Qur’an tersusun rapi di rak-rak buku di rumah seakan-akan tidak pernah disentuh oleh pemiliknya atau hanya dikeluarkan dari raknya ketika tahlilan berlangsung. Pada diskusi tentang al-Qur’an yang diadakan oleh suatu Majlis Taklim baru-baru ini, diakui adanya kekhawatiran akan buku-buku Yasin yang disusun secara praktis untuk tahlilan dalam huruf Latin itu dapat melemahkan niatan kaum Muslim (terutama diperkotaan) untuk membaca dan mengkaji al-Qur’an. Apalagi ketika ayat al-Qur’an yang ditulis dalam huruf Latin itu dibaca oleh mereka yang tidak pernah mempelajari al- Qur’an, maka kemungkinan salah eja akan besar sekali. Seperti layaknya berlaku bagi bahasa-bahasa lain, salah eja memungkinkan suatu kata itu menjadi lain artinya atau bahkan tak bermakna. Apa yang dilakukan dalam tahlilan dengan cara seperti itu apakah kemudian menjadi sia-sia. Tidak juga. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya segala amal itu ditinjau dari niatnya dan setiap orang akan diganjar sesuai dengan apa yang ia niatkan.”. Dari amal shaleh dengan membaca Surah Yasin tadi kita akan mendapatkan pahala. Akan tetapi apabila kita mengikuti Hadits pada awal tulisan ini, kiranya kita kehilangan kesempatan mendapat satu kebaikan dari setiap satu huruf dalam al-Qur’an yang kita baca, dimana satu kebaikan tadi akan dilipat gandakan sepuluh kali lipat. Maka tidaklah berkelebihan, atas alasan apapun kita patut bersegera akrab dengan al-Qur’an dengan cara membacanya dan memahami isi kandungan ayat-ayatnya. Lain tidak untuk mendapatkan ridha Allah.
KANDUNGAN AL-QUR’AN. Yang dikemukakan di atas barulah sebagian kecil dari barokah Allah yang bakal kita dapat dari membaca dan mengkaji al-Qur’an(Surah Shaad QS 39: 29), karena al-Qur’an mempunyai makna yang lebih dalam kehidupan kita. Ia merupakan petujuk dalam mengarungi kehidupan di dunia yang fana yang penuh godaan ini.
Al-Qur’an adalah Kitab Suci yang berisi firman Allah swt yang telah diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw, mengandung petunjuk bagi umat manusia. Diturunkan untuk menjadi pegangan bagi mereka yang ingin mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam Surah al-Baqarah QS 2:2 dijelaskan bahwa al-Qur’an adalah petunjuk bagi orang yang bertakwa, yaitu mereka yang memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.Wahyu pertama al-Qur’an diturunkan pada suatu malam menjelang akhir Ramadhan kepada Nabi Muhammad saw dalam usianya yang ke-empat puluh. Ketika itu beliau tengah melakukan tahannuts (menyendiri) di dalam gua Hira. Datang kepadanya seorang malaikat dalam rupa manusia. Malaikat itu mendekap beliau kemudian melepaskannya dan berkata kepadanya, “Bacalah”. Beliau menjawab, “Aku tidak dapat membaca.” Hal ini dilakukan sampai tiga kali, kemudian malaikat berkata: “Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan!” Awal wahyu ini adalah merupakan ayat kesatu dari Surah al-Alaq. Ulama sepakat bahwa wahyu al-Qur’an pertama adalah 5 (lima) ayat pertama surah ini. Allah menciptakan manusia dari segumpal darah. Allah Yang Maha Pemurah mengajarkan dengan pena (tulisan) hal-hal yang diketahui manusia sebelumnya, yakni dengan sarana dan usaha mereka. Dia juga mengajar manusia (tanpa pena) apa yang belum diketahui sebelumnya. Pada awal surah ini Allah memperkenalkan diri sebagai Yang Maha Kuasa, Maha Mengetahui dan Maha Pemurah. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu. Manakala kita berupaya belajar dan mengkaji al-Qur’an, Allah pasti akan membantu. Namun Allah tahu betul sifat manusia ciptaan-Nya. Oleh karena itu dalam Surah al-Qamar 54: 17; 22; 32; 40 sebanyak empat kali Allah swt memerintahkan kita untuk mempelajari al-Qur’an dengan nada bertanya “Walaqod yassarnaa al qur’ana lildzikri fahal mimmudzakir.
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?”
Jadi al-Qur’an telah dibuat mudah sehingga kita tidak mempunyai alasan untuk tidak mampu mempelajarinya. Untuk bisa memahami kandungan al-Qur’an, kita perlu mempelajarinya. Di bagian lain web ini disampaikan mengenai kemudahan mempelajari al Qur’an karena berbagai alasan antara lain bahwa 40% kata bahasa Indonesai berasal dari bahasa Arab. Belajar dimulai dengan membaca dan kemudian mengartikannya (menterjemahkannya dalam bahasa ibu kita). Yang diperlukan kemudian adalah kemauan dan tekad yang kuat dalam memenuhi perintah Allah swt. Wallahu’alam. (Ditulis oleh H. D. Hidajat al Bantaniy)
Langganan:
Postingan (Atom)